Jakun merupakan karakteristik yang umum pada laki-laki. Lantas, kenapa laki-laki memiliki jakun menonjol di lehernya? Apakah perempuan juga memilikinya?
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), jakun diartikan sebagai ujung kerongkongan yang tampak menonjol pada leher orang laki-laki dewasa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jakun sebenarnya merupakan tulang rawan yang membungkus dan melindungi bagian laring atau kotak suara. Bentuknya tampak seperti benjolan di bagian depan tenggorokan.
Dikutip dari laman Healthline, jakun atau istilah medisnya Prominentia laryngea, umum terjadi pada pria dan biasanya berkembang selama masa pubertas. Setiap orang memiliki tulang rawan ini, tetapi tidak selalu terlihat.
Dalam bahasa Inggris, jakun disebut dengan Adam's apple lantaran hanya laki-laki yang memilikinya. Penamaan itu disebut-sebut berasal dari kisah Adam dan Hawa di Taman Surga.
Adam memakan buah terlarang dari pohon apel dan sebagian buahnya tersangkut di tenggorokan. Dari situlah muasal penyebutan "Adam's apple" dalam bahasa Inggris.
Meski begitu, jakun tidak ada hubungannya dengan apa yang seseorang makan. Selain itu, punya atau tidak punya jakun pun tidak ada pengaruhnya terhadap kesehatan.
Dikutip dari laman Verywell Health, penyebab jakun lebih menonjol pada laki-laki ketimbang wanita karena beberapa alasan, yaitu faktor hormon dan pubertas.
Saat masa pubertas, hormon testosteron menyebabkan laring anak laki-laki tumbuh membesar. Pertumbuhan ini menyebabkan tulang rawan tiroid membentuk tonjolan di bagian depan tenggorokan alias jakun.
Laring yang membesar membuat suara menjadi lebih dalam dan berat seiring berjalannya waktu. Jakun tidak muncul dalam sekejap, melainkan matang bersamaan dengan perubahan hormonal lainnya selama masa pubertas.
Jakun sangat identik dengan fitur maskulin sehingga kerap dianggap sebagai ciri-ciri kelamin sekunder laki-laki, seperti halnya memiliki rambut wajah (kumis dan janggut) serta suara yang berat.
Meski banyak dimiliki laki-laki, jakun ternyata juga terjadi pada perempuan sekalipun tidak signifikan.
Ini karena hormon testosteron memicu pertumbuhan laring laki-laki selama pubertas, sedangkan hormon estrogen pada perempuan tidak memberikan efek yang sama pada laring.
Selain itu, perempuan umumnya memiliki persentase lemak tubuh yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki sehingga tulang rawan tiroidnya cenderung tersembunyi di bawah lapisan lemak.
Hal tersebut yang membuat kebanyakan perempuan tidak memiliki jakun yang menonjol seperti pada laki-laki.
Demikian alasan kenapa laki-laki memiliki jakun.
(fef)