Cara pemberian nama spesies pada makhluk hidup sudah berlaku sejak ratusan tahun silam, tepatnya pada masa Kekaisaran Romawi.
Hal tersebut membuat pencatatannya ditulis dalam bahasa Latin. Kemudian berkembanglah pencatatan dalam tradisi Eropa, Arab, hingga China.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun seluruh pencatatan itu belum sistematis sampai akhirnya muncul Carolus Linnaeus, ilmuwan Swedia yang mencetuskan tata nama biologi.
Klasifikasi dan pencatatannya lebih sistematis. Totalnya, ada lebih dari 15 ribu spesies yang dicatatkan dalam Systema Naturae (Sistematika Alamiah).
Ilmu tentang klasifikasi makhluk hidup kemudian dikenal dengan istilah taksonomi dan Carolus Linnaeus dinobatkan menjadi Bapak Taksonomi Modern.
Lantas, bagaimana cara klasifikasi dan pemberian nama spesies tersebut?
Simak penjelasannya seperti dirangkum dari Modul Pembelajaran Biologi SMA Kelas X Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi berikut.
Prinsip dasar klasifikasi adalah perbedaan dan persamaan pada setiap makhluk hidup. Selain itu, juga dapat dilihat dari manfaat, ciri morfologi, anatomi, sampai biokimia pada makhluk hidup.
Berikut beberapa klasifikasi makhluk hidup.
Lihat Juga : |
Berikut macam-macam klasifikasi yang berlaku.
Klasifikasi sistem alami menghendaki terbentuknya kelompok takson yang alami. Artinya, anggota-anggota yang membentuk unit takson terjadi secara alamiah seperti yang dikehendaki oleh alam.
Klasifikasi sistem alami menggunakan dasar persamaan dan perbedaan morfologi atau bentuk luar tubuh secara alami atau wajar. Misalnya, berdasarkan cara gerak hewan atau penutup tubuh hewan.
Klasifikasi sistem buatan (artifisial) menggunakan satu atau dua ciri pada makhluk hidup yang sesuai dengan kehendak manusia, misalnya menurut struktur morfologi, anatomi, fisiologi, dan lainnya.
Klasifikasi sistem filogenetik disusun berdasarkan jauh dekatnya kekerabatan antara takson yang satu dengan yang lainnya.
Sistem ini juga menjelaskan mengapa makhluk hidup semuanya memiliki kesamaan molekul dan biokimia, namun berbeda-beda bentuk susunan dan fungsinya.
Lihat Juga : |
Sampai saat ini setidaknya terdapat lima sistem klasifikasi standar yang berlaku sebagai berikut.
Monera adalah makhluk hidup yang tidak memiliki membran inti atau organisme prokariot. Contohnya Eubacteria dan Archaebacteria.
Protista adalah makhluk hidup yang terdiri dari satu sel atau banyak yang memiliki membran inti. Contohnya, protista yang mirip tumbuhan disebut alga, protista mirip jamur, dan protista mirip hewan disebut protozoa.
Fungi atau jamur adalah makhluk hidup yang tidak memiliki kloroplas, terdiri dari satu sel, dan tersusun dari kumpulan benang.
Plantae atau tumbuhan adalah makhluk hidup bersel banyak yang mempunyai kloroplas sehingga dapat melakukan fotosintesis.
Animalia atau hewan adalah makhluk hidup yang memiliki membran inti (eukariot), tidak memiliki kloroplas, dapat bergerak aktif, dan memiliki sistem saraf.
Selain sistem klasifikasi standar di atas, ada pula standar tingkat takson yang berlaku menurut Carolus Linnaeus untuk kategori tumbuhan dan hewan sebagai berikut.
Tingkat takson pada tumbuhan | Tingkat takson pada hewan |
Kingdom | Kingdom |
Filum | Divisi |
Kelas | Kelas |
Ordo | Ordo |
Famili | Famili |
Genus | Genus |
Spesies | Spesies |
Sistem penamaan ilmiah disebut sebagai tata nama ganda atau pemberian nama dengan dua nama atau Binomial nomenclature.
Artinya, pemberian nama selalu menggunakan dua kata, yaitu nama genus dan nama spesies. Dengan metode ini, suatu jenis makhluk hidup akan memiliki nama yang berbeda dengan makhluk hidup dari jenis lain.
Berikut beberapa ketentuan pada cara pemberian nama spesies.
Itulah penjelasan mengenai cara pemberian nama spesies pada makhluk hidup. Semoga bermanfaat dan selamat belajar!
(uli/fef)