Mengenal 4 Teori Perubahan Sosial Budaya dalam Sosiologi

CNN Indonesia
Senin, 13 Jan 2025 07:30 WIB
Ilustrasi. Empat teori perubahan sosial budaya ini adalah teori evolusioner, teori siklus, teori fungsional, dan teori konflik. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia --

Hasil penelitian para ahli sosiologi tentang perubahan sosial budaya dalam masyarakat menghasilkan empat teori yang dapat dipelajari.

Empat teori perubahan sosial budaya tersebut adalah teori evolusioner, teori siklus, teori fungsional, dan teori konflik.

Perubahan sosial merupakan perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Perubahan tersebut meliputi perubahan norma, pola, dan interaksi sosial, selain itu juga perubahan perilaku, organisasi, lembaga kemasyarakatan, dan lainnya.

Dirangkum dari buku Sosiologi Jilid 3 dan sumber lainnya, berikut penjelasan mengenai masing-masing teori perubahan sosial budaya.

1. Teori evolusioner

Teori evolusioner menjelaskan bahwa perubahan sosial memiliki arah tetap yang dilalui oleh semua masyarakat. Tiap masyarakat akan melalui tahapan perubahan yang sama, mulai dari tahap perkembangan awal menuju tahap perkembangan akhir.

Menurut Herbert Spencer (1820-1903), teori evolusioner ini bisa disamakan dengan teori evolusinya Darwin.

Namun ia melihatnya dari segi evolusi sosialnya, yakni peralihan masyarakat yang berawal dari kelompok suku yang homogen, sederhana, dan primitif ke tahap masyarakat yang modern dan kompleks.

2. Teori siklus

Teori siklus menjelaskan bahwa perubahan sosial dalam masyarakat juga melalui tahapan seperti halnya teori evolusioner.

Akan tetapi proses peralihan masyarakat itu tidak berakhir pada tahap terakhir yang sempurna, melainkan berputar lagi ke tahap awal untuk peralihan berikutnya.

Menurut beberapa ahli, teori ini dapat diibaratkan sebagai tahapan kelahiran, pertumbuhan, keruntuhan, dan kematian, seperti halnya siklus hidup manusia.

3. Teori fungsional

Teori fungsional menganggap perubahan sebagai sesuatu yang konstan atau tetap dan mengacaukan keseimbangan masyarakat.

Proses pengacauan ini akan berhenti jika perubahan yang terjadi telah menyatu atau terintegrasi dengan kebudayaan suatu masyarakat.

Pengintegrasian itu akan terjadi jika perubahan yang dialami oleh masyarakat yang bersangkutan dianggap bermanfaat (fungsional). Sementara perubahan lain yang terbukti tidak berguna (disfungsional) akan ditolak.

4. Teori konflik

Teori konflik menganggap bahwa perubahan itu terjadi karena terjadi konflik dalam masyarakat. Teori ini menilai bahwa yang konstan itu adalah konfliknya, bukan perubahannya.

Jika konflik berlangsung terus maka perubahan pun akan terus demikian pula. Konflik antarkelompok dan kelas sosial akan melahirkan perubahan berikutnya.

Hal ini disebabkan karena perubahan yang terjadi setelah konflik menunjukkan keberhasilan suatu kelompok atau kelas tertentu.

Demikian penjelasan mengenai empat teori perubahan sosial budaya dalam sosiologi, yakni teori evolusioner, teori siklus, teori fungsional, dan teori konflik. Selamat belajar!

(juh)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK