Asimilasi dan akulturasi adalah dua konsep yang berhubungan dengan perubahan sosial dalam masyarakat. Akan tetapi, kedua konsep tersebut memiliki perbedaan.
Berikut perbedaan asimilasi dan akulturasi lengkap dengan masing-masing contohnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Masyarakat sebagai makhluk sosial akan selalu mengalami perubahan dalam kehidupannya. Perubahan sosial sejatinya merupakan suatu keniscayaan karena interaksi antara individu, kelompok, dan masyarakat akan selalu terjadi.
Masyarakat akan selalu berubah dan berkembang dari waktu ke waktu guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Proses perubahan sosial ini dapat terjadi melalui berbagai bentuk, di antaranya asmilasi dan akulturasi.
Dikutip dari Modul Pembelajaran Sosiologi SMA Kelas X Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2020), asimilasi adalah peleburan dua budaya atau lebih sehingga membentuk kebudayaan yang baru.
Sementara akulturasi adalah proses percampuran unsur-unsur dua budaya atau lebih yang berbeda tanpa menghilangkan budaya asli tersebut.
Dalam proses akulturasi, unsur perbedaan yang ada berjalan beriringan tanpa meninggalkan kepribadian atau ciri khasnya masing-masing.
Terjadinya akulturasi dan asimilasi disebabkan oleh berbagai faktor pendukung, antara lain kontak dengan budaya lain, sikap toleransi dan menghargai, sikap terbuka, perkembangan iptek yang maju, serta kawin campur.
Baik asimilasi maupun akulturasi merupakan hasil dari perpaduan dua kebudayaan atau lebih dalam kurun waktu yang lama.
Berikut perbedaan antara asimilasi dan akulturasi.
Asimilasi adalah perpaduan kebudayaan yang berbeda yang menghasilkan kebudayaan baru, sedangkan akulturasi adalah percampuran dua unsur kebudayaan atau lebih yang berbeda tanpa meninggalkan ciri khasnya masing-masing.
Antropolog Indonesia Koentjaraningrat berpendapat bahwa proses asimilasi timbul ketika ada kelompok-kelompok yang berbeda kebudayaan saling berinteraksi secara langsung dan terus-menerus dalam jangka waktu lama, kemudian kebudayaan masing-masing kelompok berubah dan saling menyesuaikan diri.
Dengan demikian, proses asimilasi memunculkan kebudayaan baru hasil dari percampuran kebudayaan di antara golongan atau kelompok yang saling bertemu.
Sementara pada akulturasi, unsur-unsur budaya asing tidak menggantikan atau menghilangkan keaslian budaya yang lama, tetapi justru hanya menambah dan memperkaya budaya asli.
Proses asimilasi bertujuan untuk menyatukan dua budaya menjadi satu agar mengurangi perbedaan-perbedaan yang ada di antara individu maupun kelompok dalam masyarakat.
Sementara akulturasi merupakan proses persesuaian di antara kebudayaan yang sukar berubah ataupun terpengaruh oleh unsur-unsur kebudayaan asing.
Contoh asimilasi dalam kehidupan masyarakat sehari-hari antara lain:
Contoh akulturasi dalam kehidupan masyarakat sehari-hari antara lain:
Demikian perbedaan asimilasi dan akulturasi serta contohnya. Semoga bermanfaat!
(fef)