Puasa Ramadhan tidak sekadar menahan lapar, haus, dan menghindari dari hal-hal yang membatalkan puasa. Namun, perlu juga untuk muslim memahami rukun dan syarat puasa.
Rukun puasa dan syarat wajibnya harus dipahami oleh seluruh umat Islam agar ibadah puasa di bulan Ramadhan sah dan diterima oleh Allah Swt.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rukun puasa Ramadhan adalah sesuatu atau tindakan yang harus dilaksanakan untuk sahnya puasa. Sementara syarat adalah tuntutan yang harus dipenuhi sebelum melaksanakan puasa.
Dikutip dari laman NU Online, berikut rukun dan syarat puasa yang harus dipenuhi agar puasa sah.
Rukun puasa adalah unsur-unsur dasar yang harus ada dalam pelaksanaan puasa. Jika salah satunya tidak terpenuhi, maka puasa dianggap tidak sah. Berikut rukun puasa dan penjelasannya.
Niat merupakan rukun puasa yang penting dalam pelaksanaan puasa. Tanpa niat, puasa tidak sah. Niat dapat dilakukan di dalam hati atau diucapkan. Berikut bacaan niat puasa yang bisa dilafalkan:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin 'an ada'i fardhi syahri Ramadhana hadzihis sanati lillahi ta'ala.
Artinya: Aku berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah taala.
Niat puasa dibaca di malam hari hingga maksimal waktu imsak, sebelum fajar tiba. Waktu imsak tiba beberapa menit sebelum azan Subuh.
Rukun kedua puasa adalah menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa, seperti makan, minum, hubungan suami istri, dan semua yang membatalkan puasa dari terbit fajar sampai terbenam matahari, seperti yang sudah dijelaskan pada Surat Al Baqarah 2: 187 yang berbunyi:
فَٱلۡـَٰٔنَ بَٰشِرُوهُنَّ وَٱبۡتَغُواْ مَا كَتَبَ ٱللَّهُ لَكُمۡۚ وَكُلُواْ وَٱشۡرَبُواْ حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَكُمُ ٱلۡخَيۡطُ ٱلۡأَبۡيَضُ مِنَ ٱلۡخَيۡطِ ٱلۡأَسۡوَدِ مِنَ ٱلۡفَجۡرِۖ ثُمَّ أَتِمُّواْ ٱلصِّيَامَ إِلَى ٱلَّيۡلِۚ
Fal-āna bāsyirụhunna wabtagụ mā kataballāhu lakum, wa kulụ wasyrabụ ḥattā yatabayyana lakumul-khaiṭul-abyaḍu minal-khaiṭil-aswadi minal-fajr, ṡumma atimmuṣ-ṣiyāma ilal-laīl.
Artinya: "...Maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai malam..."
Selain itu, perilaku buruk seperti berbohong dan menggunjing juga sebaiknya dihindari karena dapat mengurangi pahala puasa.
Selain rukun, umat Islam juga harus memenuhi syarat puasa agar ibadah sah dan diterima Allah Swt. Berikut syarat-syarat puasa dan penjelasannya:
Syarat puasa yang pertama adalah beragama Islam. Sebab, hanya umat Islam yang wajib menjalankan ibadah puasa. Orang yang bukan beragama Islam tidak memiliki kewajiban berpuasa.
Kewajiban menjalankan ibadah puasa Ramadhan adalah bagi seorang muslim yang sudah balig. Hal ini ditandai dengan haid atau menstruasi bagi anak perempuan dan mimpi basah bagi anak laki-laki.
Syarat puasa berikutnya adalah berakal sehat atau tidak gila. Bagi orang yang hilang akalnya, baik karena pingsan atau mabuk, tidak diwajibkan berpuasa.
Seseorang muslim harus sehat yakni mampu dan kuat dalam menjalankan ibadah puasa. Apabila tidak mampu maka diwajibkan mengganti di bulan berikutnya atau membayar fidyah.
Ada kriteria khusus bagi muslim yang sudah balig tetapi tidak mampu menjalankan puasa, yaitu musafir, orang sakit, jompo, wanita hamil, orang yang tercekik haus, dan wanita yang menyusui.
Bagi orang yang sedang dalam perjalanan jauh atau disebut musafir dan merasa kesulitan untuk berpuasa, maka diperbolehkan untuk tidak berpuasa dan menggantinya di hari lain.
Wanita yang sedang dalam masa haid atau nifas tidak berkewajiban menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Akan tetapi, mereka harus menggantinya di hari lain setelah bersih.
Demikian penjelasan rukun dan syarat wajib puasa di bulan Ramadhan. Rukun puasa adalah niat dan menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa.
Sementara syarat puasa yakni beragama Islam, balig, berakal sehat, mampu atau tidak sakit, tidak dalam perjalanan jauh, dan tidak dalam masa haid dan nifas.
(juh)