3 Khutbah Jumat tentang Puasa Ramadhan, Makna dan Keutamaannya

CNN Indonesia
Kamis, 06 Mar 2025 17:00 WIB
Ilustrasi. Khutbah Jumat tentang puasa Ramadhan merupakan ceramah di waktu sholat Jumat yang berisikan makna dan keutamaan puasa di bulan Ramadhan. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia --

Khutbah Jumat tentang puasa Ramadhan merupakan ceramah keagamaan di waktu sholat Jumat yang berisikan makna dan keutamaan puasa di bulan suci Ramadhan.

Materi khutbah ini bertujuan untuk memberi motivasi kepada jemaah sholat Jumat tentang bulan Ramadhan yang penuh ampunan, rahmat, dan berkah.

Khutbah Jumat ini menjadi momen penting untuk mengingatkan dan membimbing umat Islam dalam beribadah di bulan Ramadhan dengan hati yang bersih dan kesungguhan.

Dilansir dari laman resmi Kementerian Agama (Kemenag) dan berbagai sumber lainnya, berikut contoh khutbah Jumat tentang puasa Ramadhan yang dapat menjadi inspirasi.

1. Ampunan dan Rahmat di Bulan Ramadhan

Assalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh

Jemaah yang dimuliakan Allah,

Alhamdulillah, tahun ini kita kembali dipertemukan dengan bulan suci Ramadhan. Bulan yang di dalamnya mempunyai sejuta keistimewaan dan keutamaan bagi umat Islam.

Maka dari itu, mari tingkatkan ibadah dan amalan sunnah di bulan Ramdahan ini. Rasulullah pernah menyampaikan bahwa saat tiba bulan Ramadhan umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah.

Sebab, pahala amal kebaikan di dalamnya mendapat balasan berkali-kali lipat, seperti hadis diriwayatkan berikut ini:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعمِائَة ضِعْفٍ، قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: إِلَّا الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ، يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِي، لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ: فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ، وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ، وَلَخُلُوفُ فَمِ الصائم أَطْيَبُ عِنْدَ اللهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ

Artinya: "Dari Abu Hurairah ra, dia berkata, 'Rasulullah Saw bersabda, 'Setiap amal anak Adam dilipatgandakan pahalanya. Satu (amal) kebaikan diberi pahala sepuluh hingga tujuh ratus kali. Allah azza wajalla berfirman, 'Kecuali puasa, karena puasa itu adalah bagi-Ku dan Akulah yang akan membalasnya. Sebab, dia telah meninggalkan nafsu syahwat dan nafsu makannya karena-Ku'.

Dan bagi orang yang berpuasa ada dua kebahagiaan. Kebahagiaan ketika dia berbuka, dan kebahagiaan ketika dia bertemu dengan Rabb-Nya. Sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa lebih wangi di sisi Allah daripada wanginya kesturi'." (HR Bukhari dan Muslim)

Ma'asyiral muslimīn a'azzakumullāh,

Ada tiga hal besar yang Allah janjikan untuk umat Islam saat Ramadhan, yaitu ampunan, rahmat, dan balasan surga. Rasulullah pernah bersabda,

.أَوَّلُ شَهْرِ رَمَضَانَ رَحْمَةٌ، وأَوْسَطُهُ مَغْفِرَةٌ، وَآخِرَهُ عِتْقٌ مِنَ النَّارِ

Artinya: "Awal Bulan Ramadhan adalah rahmat, pertengahannya ampunan, dan akhirnya pembebasan dari api neraka." (Ibnu Khuzaimah)

Rahmat merupakan kasih sayang Allah kepada hamba-Nya. Berkat rahmat inilah kelak umat Islam bisa mendapat ampunan di akhirat dan memperoleh balasan surga.

Bahkan dikatakan bahwa rahmat merupakan penentu nasib seseorang kelak di hari akhir. Artinya, orang rajin beribadah, tapi jika belum meraih rahmat Allah ia tidak mendapat jaminan masuk surga.

Meski demikian, bukan berarti kita meremehkan ibadah dengan alasan mengandalkan rahmat, karena penyebab rahmat sendiri adalah ketaatan seorang hamba kepada Allah.

Ma'asyiral muslimīn a'azzakumullāh,

Keistimewaan yang Allah janjikan saat Ramadhan berikutnya adalah balasan surga bagi hamba-Nya yang taat. Rasulullah pernah bersabda,

إِذَا جَاءَ رَمَضَانَ فُتِحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِيْنَ

Artinya: "Ketika Ramadhan tiba, dibukalah pintu-pintu surga, ditutuplah pintu-pintu neraka dan setan pun dibelenggu." (HR Muslim)

Berkaitan dengan hadis di atas, Syekh 'Izzuddin bin Abdissalam menjelaskan, maksud 'dibukanya pintu surga' merupakan simbol imbauan bagi umat Muslim untuk memperbanyak amal ibadah di bulan suci Ramadhan, sedangkan 'dibelengguhnya setan' merupakan simbol untuk mencegah diri dari perbuatan maksiat. (Syekh 'Izzuddin bin Abdissalam, Maqashidush Shaum, 1922: 12).

Ma'asyiral muslimīn a'azzakumullāh,

Sekian khutbah yang bisa khatib sampaikan. Semoga kita bisa melalui Ramadhan tahun ini dan tahun-tahun berikutnya dengan maksimal sehingga bisa meraih ampunan, rahmat, dan balasan surga dari Allah Swt.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

2. Keistimewaan Bulan Ramadhan bagi Umat Islam

Assalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh

Puji dan syukur selalu kita panjatkan kepada Allah Swt yang telah memberikan kita kesempatan dan kesehatan sehingga bisa melaksanakan sholat Jumat berjamaah. Sholawat dan salam pada Rasulullah Saw, yang akan mengantarkan kita pada syafaat kelak. Amin.

Bulan Ramadhan adalah bulan yang memiliki banyak keistimewaan. Di bulan ini, amal ibadah akan dilipatgandakan pahalanya, dosa-dosa diampuni, dan doa-doa dikabulkan.

Sungguh Ramadhan adalah rahmat bagi kita, sebagai bentuk kasih sayang Allah kepada hambanya. Pada bulan ini, setidaknya ada lima keistimewaan bagi umat Islam, yang perlu kita ketahui.

Rasulullah Saw bersabda dalam sebuah hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa umat Islam mendapatkan lima keistimewaan dengan datangnya bulan Ramadhan sebagaimana beliau tegaskan berikut ini:

أُعْطِيَتْ أُمَّتِي خمسَ خِصَالٍ في رَمَضَانَ لَمْ تُعْطَهُنَّ أمَّةٌ من الأُمَمِ قَبْلَهاَ

Artinya: "Di bulan Ramadhan umatku diberi lima keistimewaan yang tidak diberikan kepada umat-umat sebelumnya."

Keistimewaan yang pertama adalah bau mulutnya orang yang berpuasa lebih baik di hadapan Allah Swt, sebagaimana hadis berikut:

خُلُوْفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللهِ مِنْ رِيْحِ اْلمِسْكِ

Artinya: .Bau mulut orang yang berpuasa di hadapan Allah lebih baik dari pada minyak misik.

Kedua, orang-orang yang berpuasa akan diberi ampunan. Para malaikat dari imsak hingga berbuka senantiasa memohon ampunan kepada Allah Swt agar orang-orang yang berpuasa diampuni dosa-dosanya.

وَتَسْتَغْفرُ لَهُمْ اْلمَلاَئِكَةُ حَتىَّ يُفْطِرُوْا

Artinya: "Orang-orang yang berpuasa semuanya dimintakan ampunan oleh para malaikat hingga mereka berbuka."

Ketiga, para setan dibelenggu di bulan suci Ramadhan. Ini merupakan kemurahan Allah Swt dalam memberi kesempatan kepada kita untuk menambah amal ibadah.

وَتُصَفَّدُ فِيْهِ مَرَدَّةُ الشَّياَطِيْنِ ، وَلاَ يُخْلِصُوْنَ فِيْهِ إِلَى مَا كاَنُوْا يُخْلِصُوْنَ فِي غَيْرِه

Artinya: "Di bulan ini para setan dibelenggu yang semuanya tidak bisa lepas seperti di bulan lainnya."

Keempat, tiap hari di bulan Ramadhan, Allah memperindah surga bagi orang-orang yang berpuasa.

وَيُزَيِّنُ اللهُ لَهُمْ كُلَّ يَوْمٍ جَنَّتَهُ، ثُمَّ يَقُوْلُ : يُوْشِكُ عِبَادِيْ الصَّائِمُوْنَ أَنْ يُلْقُوْا عَنْهُمْ الْمَئُونَةَ وَاْلأَذَى وَيَصِيْرُوْنَ إِلَيْكَ.

Artinya: "Setiap hari di bulan Ramadhan Allah memperindah surga untuk orang-orang yang berpuasa. Kemudian Allah berfirman, "Para hamba-Ku yang melakukan puasa hampir menemukan hasil dan jerih payahnya hingga sampai kepadamu (wahai surga)."

Kelima, tidak ada balasan bagi orang-orang berpuasa kecuali surga karena ibadah puasa memang untuk Allah sehingga Allah sendiri yang akan membalasnya sebagaimana disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari:

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ

Artinya: Semua amal manusia adalah miliknya, kecuali puasa, sesungguhnya ia adalah milik-Ku dan Aku yang akan memberikan balasannya.

Dalam keistimewaan kelima ini, Allah mengampuni orang-orang berpuasa pada setiap akhir malam, dan itu bukan merupakan Lailatul Qadar.

Lailatul Qadar adalah satu hal dan ampunan Allah pada setiap akhir malam di bulan Ramadhan merupakan hal lainnya. Artinya Orang-orang berpuasa berhak mendapatkan ampunan sebagai imbalan ibadahnya kepada Allah Swt.

Demikian keistimewaan bulan Ramadhan bagi umat Islam. Semoga kita adalah hamba yang mendapatkan keistimewaan tersebut.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

3. Maksimalkan Ibadah di Bulan Ramadhan dengan Ilmu

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Hadirin rahimakumullah..

Ibadah puasa memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki oleh ibadah-ibadah yang lain. Di antaranya adalah seperti yang disabdakan oleh Baginda Rasulullah Saw:

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ، الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ، قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: إِلَّا الصَّوْمَ، فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ، يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِي (رَوَاهُ مُسْلِمٌ)

Artinya: "Setiap amal baik anak Adam dilipatgandakan pahalanya. Satu kebaikan balasannya adalah sepuluh kali lipat hingga tujuh ratus kali lipat. Allah taala berfirman (dalam hadis qudsi): 'Kecuali puasa, karena sesungguhnya puasa itu milik-Ku dan Aku langsung yang akan membalasnya, orang yang berpuasa meninggalkan syahwat dan makanannya karena Aku'." (HR Muslim)

Dalam hadis di atas disebutkan bahwa puasa adalah milik Allah. Kenapa puasa disebut secara khusus sebagai milik Allah? Padahal semua kebaikan dan seluruh ibadah pada hakikatnya adalah milik Allah.

Imam an Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim menjelaskan bahwa yang dimaksud karena puasa adalah ibadah yang jauh dari niat riya' (melakukan ketaatan bukan karena Allah, tapi karena ingin mendapatkan pujian dari sesama hamba).

Ketika seseorang sedang berpuasa, tidak ada seorang pun yang mengetahuinya kecuali Allah dan diri orang yang berpuasa itu sendiri. Berbeda dengan ibadah-ibadah lain yang tampak dan bisa dilihat oleh banyak orang, ibadah puasa tidaklah tampak dan tidak dapat ditampakkan kepada orang lain kecuali dengan ucapan bahwa ia sedang berpuasa.

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah,

Dikatakan dalam hadis yang khatib baca di atas bahwa Allah-lah langsung yang akan membalas ibadah puasa. Kenapa puasa dikhususkan sebagai ibadah yang dibalas langsung oleh Allah padahal hakikatnya Allah-lah yang membalas semua kebaikan?

Jika kebaikan yang lain disebutkan pelipatgandaan pahalanya menjadi sepuluh hingga tujuh ratus, pahala puasa adalah pengecualian. Imam an Nawawi dalam Syarh shahih Muslim menjelaskan, hal itu dikarenakan begitu besarnya pahala puasa dan begitu agung keutamaannya.

Saudara-saudaraku rahimakumullah,

Sebelum kita melakukan perkara apa pun, termasuk puasa Ramadhan, maka kita diwajibkan untuk mengetahui ilmunya. Wajib bagi kita untuk mengaji dan mempelajari syarat sah puasa, syarat wajib puasa, rukun puasa, perkara yang membatalkan puasa dan hal-hal lain yang berkaitan dengan puasa.

Imam al Bukhari dalam Shahih al Bukhari menyebutkan salah satu bab dengan judul Bab al 'Ilmi Qabla al Qaul wa al 'Amal. Hal ini menunjukkan bahwa kita diwajibkan untuk mempelajari ilmu terkait dengan apa yang akan kita ucapkan dan apa yang akan kita perbuat.

Marilah kita mempelajari ilmu yang berkaitan dengan puasa dan berbagai ibadah yang akan kita lakukan selama Ramadhan. Jangan sampai kita tergolong sebagai orang-orang yang disebutkan dalam sabda Nabi Muhammad Saw:

رُبَّ قَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ قِيَامِهِ إِلَّا السَّهَرُ، وَرُبَّ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوْعُ وَالْعَطَشُ (رواه ابن ماجه والنسائي وابن حيان وغيرهم)

Artinya: "Betapa banyak orang yang menghidupkan malam dengan bentuk-bentuk ibadah tapi ia tidak mendapatkan apa-apa kecuali bergadang (tidak tidur di malam hari), dan betapa banyak orang yang berpuasa tapi tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali rasa lapar dan dahaga." (HR Ibnu Majah, an Nasa'i, Ibnu Hibban dan lainnya)

Seseorang yang melakukan puasa lalu tidak mendapatkan apa-apa kecuali rasa lapar dan dahaga, bisa jadi karena akidahnya tidak benar, niatnya tidak benar atau tata caranya tidak benar.

Akidah yang benar, niat yang benar dan tata cara melakukan puasa dengan benar, ketiganya tidak dapat diketahui kecuali dengan belajar dan mengaji ilmu agama.

Hadirin yang dirahmati Allah.

Demikian khutbah singkat pada siang hari yang penuh keberkahan ini. Semoga bermanfaat dan membawa berkah bagi kita semua. Amin.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Assalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh

Itulah tiga khutbah Jumat tentang puasa Ramadhan berisi makna dan keutamaannya, yakni ampunan dan rahmat di bulan Ramadhan, keistimewaan bulan Ramadhan bagi umat Islam, dan maksimalkan ibadah di bulan Ramadhan dengan ilmu.

Semoga khutbah Jumat ini dapat menjadi mengingatkan dan membimbing umat Islam dalam menjalani bulan Ramadhan dengan hati yang bersih dan kesungguhan dalam beribadah.

(juh)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK