Siswa SMA kebanyakan akan langsung melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Namun, tidak sedikit juga yang memilih untuk mengambil jeda usai lulus SMA alias gap year.
Mungkin ada beberapa orang yang masih bingung untuk meneruskan ke bangku kuliah atau mengambil jeda sesaat. Jadi, apakah kamu termasuk orang yang ambil gap year? Ini plus-minusnya yang perlu kamu tahu dirangkum dari sejumlah sumber.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengutip Trill, gap year merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan proses cuti selama setahun yakni antara lulusan SMA dan kuliah.
Jika kamu sedang mempertimbangkan untuk lanjut kuliah atau gap year, ketahui dulu plus-minusnya.
Bagi beberapa orang, gap year dapat menjadi masa yang dibutuhkan untuk berpikir dan merenungkan lebih dalam terkait arah hidup dan minatnya.
Hal ini tentu berguna bagi kamu yang belum yakin dengan apa yang diinginkan. Gap year membantu untuk meyakini jurusan dan studi apa yang dipilih sebagai tujuan. Atau mungkin keputusan lain yang lebih sesuai dengan kemauan pribadimu.
Gap year dapat dimanfaatkan untuk bekerja penuh waktu. Kamu dapat menabung hasil bekerja untuk biaya kuliah.
Selain itu pekerjaan penuh waktu yang dilakukan juga dapat menambah pengalaman kerja yang menguntungkan bagimu.
Gap year membantu seseorang mengejar impiannya lebih dulu. Contohnya, dengan mengisi kegiatan seperti magang, kursus, menjadi relawan, berwirausaha, atau bahkan bekerja kantoran.
Selama masa gap year diisi dengan kegiatan produktif, tentu hal ini bisa menjadi nilai tambah dirimu karena telah menunjukkan semangat dan inisiatif untuk mengembangkan diri.
Gap year juga dimanfaatkan sebagai waktu transisi dari seorang siswa menuju mahasiswa. Mereka bertransisi dari satu fase penting dalam hidup ke fase berikutnya.
Konsultan Perguruan Tinggi dari Bright Outlook Global Prep, Jennifer Post Draeger, mengatakan dia sering membimbing siswa gap year dan menemukan bahwa mereka seringkali dapat mempersiapkan diri lebih matang untuk ke universitas.
Dalam hal ini, gap year bukan berarti berhenti, melainkan menjadi waktu untuk mematangkan diri sehingga siap menjalani hidup sebagai mahasiswa dan pribadi yang bertanggung jawab.
Tidak sedikit juga orang yang enggan melakukan gap year. Hal tersebut karena masih banyak orang menganggap bahwa pendidikan harus berlangsung secara berkesinambungan.
Mengambil jeda alias gap year juga sering kali dianggap dapat mengurangi minat seseorang untuk kembali melanjutkan studinya.
Seseorang yang menunda kuliah, khususnya dalam waktu yang cukup lama, tak jarang akan merasa canggung dalam beradaptasi.
Misalnya, saat masuk kuliah seseorang akan berada di angkatan yang lebih muda, sedangkan teman seumurannya sudah memasuki tingkat akhir kuliah atau bahkan lulus.
Meski demikian, hal ini tidak perlu menjadi masalah besar asalkan kamu percaya diri dengan pengalaman-pengalaman yang telah didapatkan selama gap year.
Demikian plus-minus ambil gap year kuliah untuk kamu tahu.
(glo/fef)