Pembentukan urine di tubuh kita melewati berbagai tahap, mulai dari penyaringan darah (filtrasi), penyerapan kembali (reabsorpsi), dan pengumpulan (augmentasi).
Secara pengertian, urine adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal dari dalam tubuh manusia lewat proses buang air kecil alias kencing.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kandungan pada urine normal adalah air, urea, ammonia, zat warna empedu yang memberikan warna pada urine, hingga garam mineral, seperti dikutip dari buku Si Teman: Biologi SMP IX.
Hampir dipastikan manusia pasti selalu merasa ingin buang air kecil. Tanpa kita rencanakan pun, seperti saat bangun tidur, sedang di sekolah, di kendaraan ber-AC, atau saat beraktivitas lainnya, tiba-tiba terasa ingin kencing.
Air kencing ini mengandung zat racun dan zat sisa hasil metabolisme yang tidak dibutuhkan oleh tubuh. Ia keluar bersama urine. Alat ekskresi yang dapat menghasilkan urine adalah ginjal.
Di dalam tubuh kita, ada sepasang ginjal berbentuk seperti kacang merah. Kedua ginjal ini terletak di sebelah kiri dan kanan ruas tulang pinggang di dalam rongga perut.
![]() |
Di ginjal, darah akan disaring melalui arteri ginjal. Di dalam arteri ginjal juga ada air dan beberapa larutan yang akan disaring. Nah dari proses ini dimulailah pembentukan urine. Simak alurnya.
Menukil buku Modul Pembelajaran SMA Biologi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, proses pertama pembentukan urine di tubuh kita dimulai dari penyaringan atau filtrasi.
Proses ini terjadi di antara glomerulus dan kapsula Bowman melalui membran filtrasi yang bersifat semipermeabel. Di glomerulus, semua sel darah dan protein akan disaring supaya tidak ikut keluar bersama urine. Proses filtrasi ini menghasilkan urine primer.
Urine primer yadi mengalir dari kapsula Bowman ke tubulis renalis. Di tubulus renalis inilah terjadi proses reabsorpsi. Di sini, terjadi penyerapan zat-zat yang dibutuhkan tubuh seperti sari makanan, garam anorganik, air dan sebagainya.
Penyerapan berlanjut di tubulus kontortus distal. Di sini terjadi penyerapan urea, kreatinin, bahan obat-obatan, H+, dan NH4-. Sementara itu, garam NaCl dan air serta ion HCO3- kembali diserap.
Setelah proses ini, kadar urea akan lebih tinggi dari sebelumnya dan hasil dari proses ini adalah urine sekunder. Hasil reabsorpsi ini mengandung air, garam, urea, dan pigmen empedu yang memberikan bau dan warna pada urine.
Proses terakhir dalam pembentukan urine di tubuh kita adalah pengumpulan atau penambahan zat (augmentasi). Proses ini terjadi di tubulus kontortus distal, tempat terjadinya penambahan zat-zat yang tidak dibutuhkan tubuh.
Dari proses ini, terbentuk urine yang sebenarnya, urine akan menuju saluran pengumpul dan akhirnya ditampung di vesica urinearia alias kandung kemih.
Apabila kandung kemih telah penuh dengan urine, otot kandung kemih bakal meregang. Akibatnya, seseorang bakal timbul rasa ingin buang air kecil atau kencing.
Terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi produksi urine, antara lain:
Seseorang yang banyak banyak minum air, maka konsentrasi air pada tubuh akan lebih tinggi sehingga urine yang keluar juga akan lebih banyak.
Selain itu, jenis minuman tertentu seperti kafein juga dapat meningkatkan pembentukan urine karena sifat diuretiknya.
ADH merupakan hormon yang memengaruhi penyerapan air oleh dinding tubulus. Jika kadar ADH dalam darah berlebih, maka penyerapan air oleh dinding tubulus meningkat.
Hal ini bakal menyebabkan jumlah urine yang terbentuk akan sedikit. Begitu pula sebaliknya, jika kadar ADH turun atau berkurang, jumlah urine yang terbentuk akan banyak.
Saat terjadi peningkatan suhu, kapiler di kulit melebar dan air berdifusi keluar serta kelenjar keringat menjadi aktif. Hal ini menyebabkan tubuh akan kehilangan banyak air lewat keringat sehingga volume urine akan menurun dan lebih pekat karena zat sisa yang terkonsentrasi.
Meningkatnya stres dapat meningkatkan frekuensi berkemih. Ini terjadi karena sensitivitas untuk berkemih meningkat sehingga memicu jumlah urine yang diproduksi.
Faktor-faktor lainnya seperti kondisi penyakit, pengobatan, dan sebagainya, juga memengaruhi produksi urine.
(hdr/fef)