Jakarta, CNN Indonesia -- Keputusan Pemerintahan Presiden Joko Widodo menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) menuai banyak kritik.
Salah satu kritiknya adalah turut meningkatnya angka kemiskinan di Indonesia.
"BBM naik mempengaruhi peningkatan kemiskinan sebesar 0,8 persen," ujar ekonom International Centre for Applied Finance and Economics IPB, Iman Sugema kepada CNN Indonesia, Senin (17/11) malam.
Angka 0,8 persen tersebut merujuk pada dua juta orang miskin baru.Menurut Iman, tak hanya kemiskinan, pertumbuhan ekonomi juga diyakini akan mengalami penurunan sebesar 1,2 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk itu pemerintah perlu menggenjot penyaluran anggaran bagi masyarakat miskin dan investasi," kata Iman melanjutkan.Maksimalnya penyaluran anggaran dapat membantu masyarakat miskin secara bertahap, serta memacu pertumbuhan yang sekarang berjalan lambat.
Masyarakat sendiri, lanjut Iman, harus 'mendisiplinkan' pemerintah. "Kejar janjinya. Kita harus tagih itu semua."
Janji tersebut di antaranya adalah rencana pembangunan infrastruktur dan sektor maritim.
Pengumuman kenaikan harga BBM berlangsung di Istana Negara, Senin malam (17/11) dan berlaku mulai Selasa (18/11) pukul 00.00 WIB. Harga premium dan solar naik Rp 2.000, menjadi Rp 8.500 dan Rp7 .500 per liter.
Pemerintah mengklaim, keputusan menaikkan harga BBM ini sebagai komitmen mengamankan anggaran belanja produktif seperti pembangunan insfrastruktur, kesehatan, dan pendidikan.