EVALUASI EKONOMI 2014

Tahun Politik Justru Baik Bagi Peningkatan Indeks Pasar Modal

CNN Indonesia
Rabu, 31 Des 2014 13:47 WIB
Sejarah mencatat, pelaksanaan Pemilu di Indonesia selalu berhasil menopang kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Presiden Joko Widodo (kanan) bersama Ketua Dewan Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) memberikan keterangan, setelah melakukan pertemuan di kediaman Orang tua Prabowo, Jakarta, Jumat 07 Oktober 2014. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sepanjang sejarah pasar modal Indonesia, tahun politik atau masa diadakannya pemilihan umum untuk memilih presiden selalu memberikan berkah para pelakunya. Bukti nyata dari hal itu adalah indeks yang selalu tercatat naik di tahun pemilu. Contohnya pada 2014, sejak awal tahun hingga Rabu (24/12), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah menanjak 20,89 persen.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, sepanjang 2004 yang kondisi politiknya dinilai mirip dengan 2014 karena belum jelasnya capres maupun partai yang dominan, indeks nyatanya mampu tumbuh 44,56 persen dari posisi akhir 2003 di level 704,49 menjadi 1.000,23 di penghujung 2004.

Sementara sepanjang 2009 atau tahun pemilu sebelumnya, IHSG juga mampu mencetak peningkatan yang cukup signifikan sebesar 76,32 persen. Adapun di akhir 2008 indeks berada pada level 1.355,40, dan ditutup di posisi 2.534,35 pada penghujung 2009.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Terkait fluktuasi indeks, kami tidak tahu pasti dan tidak berkompeten dalam menjawab hal itu. Namun berdasarkan sejarah sebelumnya, kami optimistis IHSG tetap akan tumbuh positif,” ujar Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Ito Warsito pada akhir 2013.
Ito berpendapat stimulus Amerika Serikat (AS) bakal menjadi pengaruh global, sehingga Indonesia juga bakal terkena imbasnya. Namun terkait politik, di Indonesia ekonomi dan politik sudah jalan sendiri-sendiri.

“Kondisi ekonomi makro akan lebih berpengaruh, sementara kondisi politik netral. Jadi kondisi seperti defisit neraca transaksi berjalan dan pelemahan rupiah bisa menjadi sentimen negatif yang kuat,” jelasnya.

Hal itu benar adanya. Pergerakan IHSG sempat mengalami hambatan pada beberapa bulan terakhir karena pengaruh ekonomi global terkait isu penaikan suku bunga AS oleh bank sentral The Fed. Hal itu ditambah menguatnya dolar AS terhadap hampir seluruh mata uang dunia, salah satunya adalah rupiah.

Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan faktor utama penghambat pergerakan indeks pada 2014 adalah pertumbuhan ekonomi yang dinilai melambat selama dua tahun terakhir.

“Faktor lainnya adalah defisit neraca perdagangan, dan penguatan dolar AS,” ujarnya kepada CNN Indonesia, Rabu (24/12).
Sementara itu, Kepala Riset PT Woori Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan pemilihan Jokowi sebagai presiden memang dinilai sesuai dengan keinginan pasar. Namun, dalam perjalanannya, beberapa hambatan datang.

“Hambatan eksternal terkait perlambatan ekonomi Tiongkok disertai penguatan ekonomi AS. Hal itu ditambah revisi pertumbuhan ekonomi Indonesia oleh Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asean,” katanya.

Di sisi lain, lanjut Reza, untuk hambatan internal terkait konflik politik dalam Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) setelah pemilu dan imbas dari penaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang menyebabkan inflasi meroket.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER