Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) berencana membangun 1 juta rumah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di tahun 2015. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono menyampaikan dalam dua minggu pemerintah harus sudah siap membuat
action plan untuk membangun rumah-rumah tersebut.
“1 juta rumah ini akan dialokasikan pada masyarakat berpenghasilan rendah, kalau yang menengah keatas itu urusan swasta," ujar Basuki usai rapat dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla di kantornya, Jakarta (8/1) petang.
Basuki menyampaikan saat ini pemerintah tengah mengidentifikasi tiga hal utama yaitu lahan, modal, dan kapasitas penyedia jasa. "Untuk modal kita dibantu PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN), BPJS, kemudian kekuatan APBN. Sedangkan untuk lahan bisa memakai lahan pemerintah yang nanti akan diurus oleh Menteri Hukum dan HAM, Sekretaris Negara, Badan Pertanahan Rakyat, dan BUMN," ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Basuki menambahkan bahwa saat ini dana yang akan digelontorkan dari APBN 2015 untuk proyek ini sebesar Rp 4,5 triliun. Dana tersebut akan ditambah dalam APBN Perubahan (APBNP) sebesar Rp 3,7 triliun. "Jadi kalau kita total ada sekitar Rp 8,2 triliun,” ucapnya.
Basuki menambahkan bahwa sebagian dana ini akan dialokasikan untuk membangun rumah susun maupun rumah-rumah khusus di daerah perbatasan, terpencil, pulau-pulau terluar. Serta untuk tenaga medis, Polri, TNI, dan penjaga perbatasan.
Pemerintah sendiri telah mengalokasikan Rp 5 triliun di Bendahara Umum Negara (BUN) sebagai subsidi bunga termasuk Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) atau pihak penyalur pembiayaan dari pemerintah pusat kepada MBR melalui BTN. "Untuk yang di APBN, semua tinggal diproses oleh Pak Menteri Keuangan,” ujar Basuki.
Direktur Utama BTN Maryono yang turut hadir dalam rapat menjelaskan saat ini pihaknya belum menentukan besaran bunga untuk perumahan tersebut. “Kita akan hitung dahulu bunga market-nya, namun kalau perkiraan selama ini kan bunga FLPP 7,25 persen semoga bisa dibawah angka itu,” ucapnya.
(gen)