Jakarta, CNN Indonesia -- Biro Statistik Tiongkok merilis tingkat pertumbuhan ekonomi Tiongkok sebesar 7,4 persen selama 2014, lebih rendah dari target pemerintah sebesar 7,5 persen. Seperti dilansir dari Reuters, realisasi pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan yang terendah selama 24 tahun terakhir.
Reuters mengatakan baru kali ini tingkat pertumbuhan ekonomi Tiongkok meleset dari target pemerintah sejak 1999. Pada kuartal IV 2014, ekonomi negeri tirai bambu tersebut hanya tumbuh 1,5 persen lebih rendah dari ekspektasi sebelumnya sebesar 1,7 persen.
Dikutip dari Reuters, Biro Statistik Tiongkok menyatakan perekonomian di 2015 akan tetap tumbuh dalam kisaran yang wajar meskipun akan menghadapi tantangan global.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya pemerintah Tiongkok telah mengubah prioritas perekonomiannya dengan mengizinkan adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi asal diikuti dengan penurunan tingkat pengangguran dan kesejahteraan masyarakat tetap terjaga.
Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia Rodrigo Chaves menilai, kutub pertumbuhan ekonomi dunia mulai saat ini akan digerakkan kembali oleh Amerika Serikat tidak lagi oleh Tiongkok. Sementara untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini tidak akan terlalu berbeda jauh dengan pertumbuhan ekonomi di 2014.
Sebagai informasi, akhir tahun lalu Bank Dunia mengubah prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2015 dari 5,6 persen menjadi 5,2 persen akibat melemahnya pertumbuhan investasi dan impor.
"Kami menganggap pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tetap terjaga karena ditopang peningkatan konsumsi Indonesia yang disebabkan oleh turunnya harga makanan dan dorongan pemerintah dalam investasi di sektor publik", jelas Chaves di Jakarta, Selasa (20/1).
Dia juga menyebutkan selain harus memperhatikan kebijakan pemerintah Amerika Serikat yang gencar melakukan normalisasi di sektor keuangannya, Indonesia juga perlu waspada apabila pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang melambat dengan tajam karena berefek langsung terhadap sektor riil Indonesia.
(gen)