Jakarta, CNN Indonesia -- Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menginventarisir kontrak-kontrak migas yang akan berakhir sampai lima tahun ke depan.
Dikutip dari situs resmi Kementerian ESDM, Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Migas I Gusti Nyoman Wiratmadja mengatakan setidaknya ada 15 kontrak migas yang akan berakhir jika tidak disetujui pengajuan perpanjangannya oleh pemerintah, yaitu:
Akhir Kontrak 2017
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lematang Blok, Warim, Mahakam Blok, Attaka.
Akhir Kontrak 2018
Tuban, Ogan Komering, Sanga-sanga Blok, Southeast Sumatra, B Blok, NSO/NSO Ext, Tengah Blok, East Kalimantan.
Akhir Kontrak 2019Pendopo dan Raja, Bula, Seram Non Bula.
Wiratmadja mengatakan khusus untuk Blok Mahakam, pemerintah telah memastikan tidak akan memperpanjang kontrak kerjasama dengan Total E&P Indonesia dan Inpex Corporation sebagai pengelola sebelumnya. Melainkan akan memberikan prioritas utama kepada PT Pertamina (Persero) untuk mengelola blok kaya gas bumi tersebut.
“Kita prioritaskan Pertamina dan sedang menunggu proposal dari Pertamina. Tapi tetap aturan harus diikuti,” kata Wiratmadja.
Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto sendiri berharap pemerintah bersedia menyerahkan 100 persen
participating interest blok Mahakam kepada perusahaan yang dipimpinnya. Namun untuk memastikan produksi gas dari blok yang terletak di Kalimantan Timur itu tidak turun pada saat dikelola Pertamina pasca habisnya kontrak 2017 mendatang, maka Dwi berencana membuat kerjasama pengelolaan dengan Total.
"Mungkin kita akan memperhatikan (menggandeng) Total. Karena mereka yang tahu kondisi sumur yang ada. Supaya (produksi) kesinambungannya tidak terputus," ujar Dwi.
(gen)