Maskapai Korea Utara, Benarkah Terburuk Sedunia?

Deddy S | CNN Indonesia
Minggu, 01 Feb 2015 05:43 WIB
Sanksi ekonomi membuat modernisasi armada maskapai Korea Utara terganggu dan ratingnya hanya bintang satu. Benarkah yang terburuk sedunia?
Pesawat-pesawat Air Koryo di bandara internasional Sunan, Pyongyang. (Dok. Kristoferb/Wikipedia)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pada bulan ini Skytrax, perusahaan pengulas bisnis penerbangan yang berbasis di Inggris, kembali memberikan hanya satu bintang untuk Air Koryo. Layanan maskapai milik pemerintah Korea Utara itu disebut sangat buruk dan ini sudah yang keempat kalinya.

Skytrax rutin melakukan riset terhadap industri penerbangan internasional. Mereka mensurvei lebih dari 600 maskapai di seluruh dunia dan mengurutkan mereka berdasarkan kualitas pelayanan, makanan di pesawat, skill awak kabin, usia armada, dan efisiensi.

Air Koryo jadi yang terburuk lantaran usia pesawatnya yang kebanyakan sudah tua dan praktek pelayanan di kabinnya sudah ketinggalan zaman. Selain itu, selama 20 tahun terakhir Air Koryo tak pernah membeli pesawat.  
 
Akar maskapai penerbangan Korea Utara ini berasal dari Soviet, yang kini sudah menjadi Rusia. Pada 1950, pemerintahan Korea Utara mendirikan maskapai bernama SOKAO atau Soviet-Nort Korean Airline yang menghubungkan Pyongyang dan Moskow.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tapi penerbangannya sempat dihentikan ketika terjadi Perang Korea. Pada 1953 operasinya dilanjutkan dan pada 1955 berganti nama jadi Choson Minhang dengan rute penerbangan antara Pyongyang, Shenyang, dan Peking.

Pada 1992 pemerintah menggantinya jadi Air Koryo. Upaya untuk memodernisasi armada Air Koryo terganggu oleh sanksi ekonomi internasional terhadap Korea Utara.
 
Tapi Sam Chui, seorang traveler yang suka bepergian dengan pesawat terbang, tak sependapat bahwa Air Koryo adalah yang terburuk. Chui sudah beberapa kali terbang dengan Air Koryo. Dia bilang layanan maskapai itu cukup memuaskan.

Lelaki 34 tahun ini bukan penyuka terbang alias avgeek sembarangan. Dia sering berkesempatan menaiki pesawat paling langka sedunia dan juga kerap jadi yang pertama duduk di pesawat terbaru.

Hobi yang mahal. Untuk membiayai hobinya itu, Chui bekerja sebagai investor pasar keuangan di tempat tinggalnya saat ini, Uni Emirat Arab. Kalau dihitung-hitung, kata dia, duit yang dihabiskannya untuk hobi itu bisa untuk membeli beberapa rumah.

Beberapa pencapaian Chui antara lain: duduk di penerbangan perpisahan DC-8 dan Boeing 707, salah satu penerbangan terakhir pesawat supersonik Concorde, ikut dalam uji terbang pertama pesawat terbesar di dunia, Airbus A380, dan inaugurasi penerbangan Airbus A350. Dan tentu saja, terbang dengan maskapai Korea Utara, negeri yang amat tertutup.

“Mereka hanya memakai peralatan yang berbeda, tapi selaku penyuka penerbangan, kami menyukainya,” tutur Chui, tentang pelayanan di Air Koryo, seperti dikutip CNN pada Jumat (30/1).
 
Bernie Leighton, warga Kanada yang juga menyukai terbang, mengatakan armada yang dipakai Air Koryo memang terbilang tua tapi cukup terawat dengan baik. “Interiornya memang mengesankan tua, tapi sangat terawat,” tuturnya.
(ded/ded)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER