Jakarta, CNN Indonesia --
Wacana program mobil nasional (mobnas) kembali bergulir setelah Presiden Joko Widodo menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) antara pabrikan mobil Proton Holdings Berhad dengan perusahaan otomotif domestik yakni PT Adiperkasa Citra Lestari, Jumat (6/2) di Malaysia.
Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Jongkie D Sugiarto mengatakan, pihaknya menyambut baik jika nantinya dari program tersebut melahirkan merek mobil baru yang digadang sebagai mobil nasional. "Selaku asosiasi pastinya kami menyambut baik. Toh dengan semakin banyak merek mobil, konsumen akan memiliki banyak pilihan, kan?" Ujar Jongkie kepada CNN Indonesia, Sabtu (7/2).
Akan tetapi Jongkie bilang, dirinya mengaku belum mengetahui detil mengenai program mobil nasional yang dikabarkan akan menggandeng pabrikan mobil asal negara Jiran tersebut. Untuk itu, ia pun masih enggan berkomentar mengenai wacana tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya baru tahu malah dari media. Tapi yang pasti, konsumen masih akan tetap menilai dan membeli mobil dari keunggulan di setiap produk, layanan after sales, dan juga jaringan networking pada saat penjualan. Sementara penjualan Proton di Indonesia masih sangat kecil," tuturnya.
Ramai diberitakan, pemerintah akan kembali menghidupkan program mobnas dengan menggandeng pabrikan mobil Malaysia yakni Proton Holdings Berhad. Adapun perusahaan nasional yang ditunjuk dalam proyek ini ialah PT Adiperkasa Citra Lestari (ACL).
Dalam penandatangan MoU kemarin, ACL diwakili langsung oleh Chief Executive Officer perusahaan (CEO) yakni Abdullah Mahmud Hendropriyono yang diketahui memiliki kedekatan dengan Jokowi pada saat Pemilu Presiden 2014 kemarin.
Dalam proyek ini, kedua belah pihak direncanakan bakal memproduksi mobil yang digadang menjadi mobil Indonesia. "Tapi saya belum tahu detilnya program mobil nasional yang sekarang akan seperti apa. Yang saya tahu, program mobnas yang pernah dicanangkan tahun 1995 silam melalui merek Timor dibatalkan karena kita digugat dan kalah di WTO (World Trade Organization)," pungkasnya.
(dim)