Mobnas Digarap, Toyota Berharap Program Mobil Murah Berlanjut

Gentur Putro Jati | CNN Indonesia
Minggu, 08 Feb 2015 12:50 WIB
Sepanjang 2014 lalu, LCGC yang diproduksi di Indonesia mencapai 185,05 ribu unit atau 15,3 persen dari total produksi mobil anggota Gaikindo.
Sejumlah pengunjung berada di antara jajaran mobil yang dipamerkan di Tunjungan Plaza Surabaya. (ANTARA FOTO/Eric Ireng)
Jakarta, CNN Indonesia -- Rencana Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang ingin mengembangkan kembali proyek mobil nasional melalui kerjasama antara Proton Holdings Berhad Malaysia dengan PT Adiperkasa Citra Lestari (ACL) mendapat perhatian PT Toyota Astra Motor (TAM). Manajemen pabrikan mobil asal Jepang tersebut berharap pemerintah tetap meneruskan program low cost green car (LCGC/mobil murah) meskipun pengembangan mobil nasional dilakukan.

“Dari informasi yang saya dengar, Menteri Perindustrian Saleh Husin menyatakan bahwa proyek mobil nasional ini murni kerjasama business to business antara perusahaan Malaysia dengan swasta Indonesia. Mungkin kami akan mencoba cari informasi lebih lanjut, karena sejauh yang kami tangkap ini tak ada kaitannya dengan program LCGC pemerintah,” kata Direktur Pemasaran TAM Rahmat Samulo ketika dihubungi CNN Indonesia, Minggu (8/2).

Dari informasi sementara yang diperolehnya, Rahmat mengaku Kementerian Perindustrian sama sekali tidak menyinggung bahwa proyek mobil nasional akan mengganggu keberlangsungan program LCGC yang sudah berjalan sejak 2013 lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Hanya kebetulan saja saat MoU bisnis antara dua perusahaan dibuat, Presiden ada di Malaysia. Itu informasi yang kami dengar. Toyota sendiri tetap berharap program LCGC tetap dilanjutkan, karena mobil LCGC ini memperkuat basis industri di Indonesia,” kata Rahmat.

Toyota sendiri menurutnya akan terus memproduksi mobil murah tipe Agya yang sepanjang 2014 lalu mampu terjual sekitar 60 ribu unit atau 32,42 persen dari total produksi mobil murah anggota Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang berjumlah 185,05 ribu unit.

“Tahun ini kami targetkan produksi disekitar 60 ribuan lebih. Kalau dari sisi penjualan LCGC terhadap total penjualan mobil Indonesia itu sekitar 13-14 persen. Jadi sudah cukup bagus dan bisa diandalkan untuk berkompetisi dalam pasar bebas nanti kalau bisa dikembangkan,” tegasnya.

Data Gaikindo menyebutkan sepanjang 2014 lalu, total produksi mobil di Indonesia mencapai 1,29 juta unit dengan 185,05 ribu diantaranya atau 15,3 persen merupakan jenis mobil murah. Sementara dari sisi penjualan, tercatat sebanyak 1,20 juta unit di mana 172,12 ribu diantaranya atau 14 persen merupakan mobil murah.

Pada November 2014 lalu, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) memastikan pemerintahan baru tidak akan menghentikan program LCGC yang dibuat oleh pemerintahan era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Menurut JK dengan memproduksi mobil murah, Indonesia justru tidak akan dibanjiri mobil asal Thailand yang belakangan baru mulai memproduksinya.

"Kalau mobil murah tidak dibuat di Indonesia, maka orang akan beli dari Thailand dengan pajak barang mewah 0 persen. Jadi lebih baik merebut pasar sendiri daripada dimasuki negara lain," ujar JK ketika itu.

Namun untuk tidak menimbulkan lebih banyak polemik di masyarakat yang menyebut kehadiran mobil murah hanya akan menambah macet kota-kota besar di Indonesia dan meningkatkan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, JK menyarankan agar Gaikindo mengarahkan anggotanya untuk lebih banyak mengekspor mobil jenis itu.

Sesuai peraturan Menteri Perindustrian Nomor 33/M-IND/PER/7/2013 tentang Pengembangan Produksi Kendaraan Bermotor Roda Empat yang Hemat Energi dan Harga Terjangkau, para produsen mobil murah memperoleh fasilitas berupa keringanan Pajak Pertambahan Nilai atas Barang Mewah (PPnBM).

Selain Toyota Agya, mobil murah yang diproduksi di Indonesia antara lain Daihatsu Ayla, Honda Brio Satya, Suzuki Karimun Wagon R, dan Datsun Go+ Panca. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER