Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan otomotif asal Malaysia, Proton, menjalin kerjasama dengan PT Adiperkasa Citra Lestari dari Indonesia, untuk menggarap proyek mobil nasional. Nasib program mobil murah
low cost green car (LCGC) pun jadi tanda tanya.
Pihak PT Suzuki Indomobil Sales yang dihubungi perihal kelanjutan proyek itu memilih untuk melihat situasi. Tapi Davy J. Tuilan, 4W Sales, Marketing and DND Director Suzuki Indomobil meyakini program itu takkan segampang itu untuk diakhiri.
"LCGC itu kan program pemerintah yang sudah melibatkan investasi swasta yang sangat besar. Jadi tidak bisa atau tidak mudah begitu saja direvisi. Perlu kajian yang dalam," ujar Davy yang mengaku sampai saat ini belum khawatir program mobil nasional akan menghapus kebijakan LCGC oleh pemerintah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sepanjang tahun ini, Suzuki berupaya meningkatkan target produksi sekitar 15 persen dari total produksi nasional. Angka tersebut meningkat dibandingkan pangsa pasar tahun lalu di angka 13,3 persen. Davy memperkirakan 2015 masih menjadi tahun yang penuh ketidakpastian bagi industri otomotif, namun Suzuki menurutnya tetap meningkatkan target pangsa pasar produksi dan penjualan di Indonesia.
"Kalau menyebut target produksinya dalam jumlah unit agak sulit di tengah situasi seperti ini. Kami hanya bisa bilang target sekitar 15 persen dari total produksi nasional. Jadi jumlah unit yang diproduksi akan menyesuaikan dengan angka 15 persen itu," katanya.
Sebelumnya, PT Toyota Astra Motor berharap pemerintah tetap meneruskan LCGC meskipun pengembangan mobil nasional dilakukan. “Sejauh yang kami tangkap ini tak ada kaitannya dengan program LCGC pemerintah,” kata Direktur Pemasaran TAM Rahmat Samulo ketika dihubungi.
Dari informasi sementara yang diperolehnya, Rahmat mengaku Kementerian Perindustrian sama sekali tidak menyinggung bahwa proyek mobil nasional akan mengganggu keberlangsungan program LCGC yang sudah berjalan sejak 2013 lalu.
“Hanya kebetulan saja saat MoU bisnis antara dua perusahaan dibuat, Presiden ada di Malaysia. Itu informasi yang kami dengar. Toyota sendiri tetap berharap program LCGC tetap dilanjutkan, karena mobil LCGC ini memperkuat basis industri di Indonesia,” kata Rahmat.
Toyota sendiri menurutnya akan terus memproduksi mobil murah tipe Agya yang sepanjang 2014 lalu mampu terjual sekitar 60 ribu unit atau 32,42 persen dari total produksi mobil murah anggota Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang berjumlah 185,05 ribu unit.
“Tahun ini kami targetkan produksi di sekitar 60 ribuan lebih. Kalau dari sisi penjualan LCGC terhadap total penjualan mobil Indonesia itu sekitar 13-14 persen. Jadi sudah cukup bagus dan bisa diandalkan untuk berkompetisi dalam pasar bebas nanti kalau bisa dikembangkan,” ujarnya.
Data Gaikindo menyebutkan sepanjang 2014 lalu, total produksi mobil di Indonesia mencapai 1,29 juta unit dengan 185,05 ribu di antaranya atau 15,3 persen merupakan jenis mobil murah. Sementara dari sisi penjualan, tercatat sebanyak 1,20 juta unit di mana 172,12 ribu di antaranya atau 14 persen merupakan mobil murah.
Pada November 2014 lalu, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) memastikan pemerintahan baru tidak akan menghentikan program LCGC yang dibuat oleh pemerintahan era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Menurut JK dengan memproduksi mobil murah, Indonesia justru tidak akan dibanjiri mobil asal Thailand yang belakangan baru mulai memproduksinya.
"Kalau mobil murah tidak dibuat di Indonesia, maka orang akan beli dari Thailand dengan pajak barang mewah 0 persen. Jadi lebih baik merebut pasar sendiri daripada dimasuki negara lain," ujar JK ketika itu.
Namun untuk tidak menimbulkan lebih banyak polemik di masyarakat yang menyebut kehadiran mobil murah hanya akan menambah macet kota-kota besar di Indonesia dan meningkatkan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, JK menyarankan agar Gaikindo mengarahkan anggotanya untuk lebih banyak mengekspor mobil jenis itu.
Sesuai peraturan Menteri Perindustrian Nomor 33/M-IND/PER/7/2013 tentang Pengembangan Produksi Kendaraan Bermotor Roda Empat yang Hemat Energi dan Harga Terjangkau, para produsen mobil murah memperoleh fasilitas berupa keringanan Pajak Pertambahan Nilai atas Barang Mewah (PPnBM).
Selain Toyota Agya, mobil murah yang diproduksi di Indonesia antara lain Daihatsu Ayla, Honda Brio Satya, Suzuki Karimun Wagon R, dan Datsun Go+ Panca.
(ded/ded)