Mandiri Tunas Finance Biayai Pembelian Kendaraan Rp 14,77 T

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Senin, 16 Feb 2015 13:23 WIB
Mandiri Tunas Finance lebih fokus untuk membiayai pembelian kendaraan dari merek-merek yang telah diprediksi akan tetap tinggi jumlah penjualannya.
(CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Meskipun penjualan otomotif roda empat mengalami penurunan sepanjang 2014, namun PT Mandiri Tunas Finance (MTF) berhasil meningkatkan porsi pembiayaan pembelian kendaraan sebesar 27,48 persen menjadi Rp 14,77 triliun dibandingkan 2013 sebesar Rp 11,59 triliun.

Naiknya nilai pembiayaan, karena MTF lebih fokus untuk membiayai pembelian kendaraan dari merek-merek yang telah diprediksi akan tetap tinggi jumlah penjualannya.

"Pembiayaan kami meningkat 27,48 persen di tengah lesunya penjualan mobil. Sebab kami melakukan penetrasi pembiayaan ke merek kendaraan yang menguasai pangsa pasar seperti Suzuki dan Honda, dengan bunga yang cukup kompetitif dibandingkan perusahaan pembiayaan lain," ujar Direktur Utama MTF Ignatius Susatyo Wijoyo di Jakarta, Senin (16/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Susatyo, peningkatan jumlah pembiayaan ini juga dipicu oleh bertambahnya jumlah kantor-kantor cabang MTF di wilayah yang memiliki persaingan usaha leasing yang tidak ketat. Pada 2014, MTF telah membuka 11 kantor cabang baru yang tersebar di seluruh Indonesia.

"Kami telah membuka kantor cabang dari Ujung Batu, Tanjungpinang, Bontang, hingga Mojokerto yang mana banyak perusahaan-perusahaan pembiayan lain yang tidak trust dengan wilayah-wilayah tersebut," tambah Susatyo.

Tekan Kredit Macet

Susatyo menambahkan bahwa perusahaannya selama ini memang lebih fokus menyediakan kredit untuk masyarakat yang ingin membeli mobil baru. Dia mencatat nilai pembiayaan mobil baru tahun lalu sebesar Rp 13,87 triliun, mobil bekas sebesar Rp 635 miliar, dan sepeda motor sebanyak Rp 262 miliar selama 2014.

Jumlah kendaraan yang dibiayai MTF tahun lalu bertambah menjadi 121.938 unit atau naik dibanding 2013 yang sebesar 102.276 unit. Angka tersebut terdiri dari 99.906 unit mobil baru, 6.246 mobil bekas, dan sepeda motor 15.786 unit.

Dengan porsi pembiayaan mencapai 94 persen, Susatyo menjelaskan alasan perusahaannya lebih memilih untuk membiayai pembelian mobil baru karena risiko non-performing loan (NPL) yang relatif lebih kecil meskipun memiliki margin yang tipis.

"Hasilnya NPL bisa kita tekan hingga 1,15 persen dari angka 1,16 persen di tahun lalu. Karena memang nature-nya kendaraan baru ini bisa menekan angka NPL," tambahnya. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER