Jakarta, CNN Indonesia -- PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) memastikan tidak akan melanjutkan proses pembelian (divestasi) tujuh persen saham PT Newmont Nusa Tenggara (NNT). Hal tersebut ditegaskan meskipun saat ini perseroan telah menerima Penyertaan Modal Negara (PMN) melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2015 dalam bentuk pengalihan seluruh aset Pusat Investasi Pemerintah (PIP) senilai Rp 18,3 triliun, yang pada periode pemerintahan sebelumnya mendapat tugas untuk mengeksekusi divestasi tersebut.
"Dananya (PMN) memang murni untuk pembiayaan infrastruktur. Jadi tidak dikaitkan dengan Newmont lagi (sesuai) arahan Menteri Keuangan," kata Direktur Utama SMI Emma Sri Martini di Jakarta, Rabu (25/2).
Sebelumnya, PIP telah menandatangani perjanjian jual beli atau sale and purchase agreement (SPA) dengan Newmont untuk membeli saham perseroan senilai US$ 246,8 juta pada 6 Mei 2011. Dalam perjalanannya, perjanjian ini telah mengalami beberapa kali amandemen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro sendiri telah menyatakan pembelian tujuh persen saham NNT bukan lagi menjadi prioritas pemerintah pada Jumat (13/2) lalu. Kalaupun proses pembelian saham akan dilanjutkan, pemerintah akan mendorong Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang tertarik untuk mengakuisisinya.
Saat ini menurut Emma, yang menjadi perhatian SMI adalah pengalihan seluruh aset PIP sehingga bisa melapangkan proses transformasi SMI menjadi Lembaga Pembiayaan Pembangunan Indonesia (LPPI). Proses pengalihan aset PIP ditargetkan akan rampung oleh Menteri Keuangan sekitar Agustus 2015 sehingga pada September 2015 SMI sudah dapat berjalan dengan fungsi barunya.
Dengan beralihnya aset PIP, maka SMI akan melanjutkan tugas yang telah dilaksanakan sebelumnya oleh PIP seperti memberikan pembiayaan infrastruktur ke pemerintah daerah dan swasta, termasuk untuk pembangunan proyek infrastruktur sosial dan proyek infrastruktur pembangkit listrik geothermal.
Fokus Tiga SektorEmma mengungkapkan fokus pembiayaan SMI tahun ini akan sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah (RPJPM) pemerintah.
"Dari sisi sektornya pastinya kita akan in line dengan yang sudah digariskan oleh pemerintah melalui RPJMN di mana fokus (sektor) transportasi, (sektor) kemaritiman dan juga sektor energi itu masih diutamakan," kata Emma.
Perusahaan pelat merah di bawah naungan Kementerian Keuangan ini akan berusaha terlibat dalam pembiayaan pembangunan dan revitalisasi bandara serta pembangunan ruas jalan Trans Sumatera di sektor transportasi sedangkan untuk sektor kemaritiman SMI akan mencoba masuk ke pembiayaan pembangunan dan revitalisasi pelabuhan. Di sektor energi, SMI akan mendorong pengembangan energi terbarukan.
Direktur Pembiayaan dan Investasi SMI Edwin Syahruzad menambahkan proyek-proyek yang menjadi prioritas utama adalah proyek dari BUMN yang mendapatkan suntikan PMN untuk pembangunan infrastruktur.
"
First priority itu adalah kita menggarap proyek-proyek yang mungkin kemarin diselenggarakan antara lain oleh BUMN-BUMN infrastruktur yang kemarin memperoleh penambahan modal. Itu yang paling
first priority karena di situ kan sudah nyata," ujar Edwin pada kesempatan yang sama.
Kendati demikian, Edwin tidak menutup kesempatan untuk bekerja sama dengan BUMN lain yang tidak memperoleh suntikan modal pemerintah selama proyek dinilai memiliki dampak pembangunan yang besar.
(gen)