Rendahnya Harga Batubara Tekan Laba Bersih Adaro Tahun Lalu

Gentur Putro Jati | CNN Indonesia
Rabu, 11 Mar 2015 11:34 WIB
Manajemen PT Adaro Energy Tbk memperkirakan tekanan harga batubara dunia belum akan berakhir tahun ini.
Kegiatan penambangan dan pengangkutan batubara milik PT Adaro Energy Tbk (ADRO). (Dok. Adaro)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Adaro Energy Tbk (ADRO) menorehkan penurunan laba bersih setelah pajak sebesar 21 persen menjadi US$ 183,5 juta sepanjang 2014 dibandingkan perolehan laba bersih 2013 sebesar Rp 231,99 juta. Berkurangnya laba bersih perusahaan tambang batubara tersebut tidak lepas dari penurunan rata-rata harga batubara dunia sepanjang tahun lalu.

Garibaldi Thohir, Presiden Direktur Adaro menyebut rata-rata harga jual batubara internasional di indeks Global Coal Newcastle mengalami penurunan 17 persen menjadi US$ 70,95 per ton. Penurunan harga menurut pria yang kerap disapa Boy Thohir itu disebabkan oleh melemahnya permintaan batubara dari Tiongkok, depresiasi mata uang negara eksportir utama batubara, serta kontrak take or pay yang diterapkan perusahaan-perusahaan Australia.

“Harga jual rata-rata batubara kami pun turun 5 persen dibandingkan 2013. Pendapatan 2014 Adaro masih bisa meningkat tipis 1 persen menjadi US$ 3,32 miliar dari tahun sebelumnya US$ 3,28 miliar karena volume penjualan berhasil kami tingkatkan,” kata Boy tanpa menyebutkan harga jual rata-rata batubara perusahaannya melalui siaran pers, dikutip Rabu (11/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagai informasi, sepanjang 2014 lalu Adaro berhasil menjual sebanyak 57,02 juta ton batubara dengan Indonesia dan India sebagai negara yang paling banyak membeli komoditas emas hitam tersebut. Selain penjualan yang meningkat, Adaro juga bisa melampaui target produksi di kisaran 54 juta-56 juta ton dengan merealisasikan jumlah produksi sebanyak 56,21 juta ton batubara.

Boy memperkirakan tahun ini, harga batubara masih akan tertekan akibat kelebihan pasokan dan terbatasnya daya serap pasar.

“2015 ini yang bisa kami lakukan adalah mempertahankan efisiensi biaya kas batubara yang tahun lalu sebesar US$ 33,03 per ton dibawah estimasi US$ 35 sampai US$ 38 per ton. Kami juga akan mengembangkan bisnis dengan memperkuat bisnis logistik dan bergerak ke bisnis ketenagalistrikan,” kata Boy.

Royalti dan Dividen

Meskipun laba bersih turun, namun Adaro masih membayarkan royalti sebesar US$ 354 juta ke pemerintah. Angka tersebut naik 2 persen sejalan dengan naiknya pendapatan yang dihitung dengan formula 14 persen dari total beban pokok pendapatan pada 2014.

Sementara bagi para pemegang sahamnya, Adaro juga telah mencairkan pembayaran dividen interim tunai tahun lalu sebesar US$ 30,1 juta pada 16 Januari 2015. Angka ini lebih rendah dibandingkan dividen yang dibayarkan perseroan pada 2013 sebesar US$ 75 juta kepada para pemegang sahamnya. (gen)
TOPIK TERKAIT
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER