Jakarta, CNN Indonesia -- Pelemahan harga minyak dunia ke level US$ 40 per barel disinyalir akan mengancam nasib 100 ribu pekerja. Pasalnya, banyak perusahaan eksplorasi raksasa maupun penyedia jasa penunjang mulai memangkas sepertiga anggaran belanja modal (
capital expenditure) yang diyakini akan berdampak pada pemangkasan ribuan karyawan tahun ini.
Dari informasi yang diperoleh, satu perusahaan yang bakal merumahkan ribuan karyawannya adalah Baker Hughes (BHI). Pada Januari lalu, manajemen perusahaan jasa eksplorasi ini menyatakan akan memberhentikan 7.000 karyawan atau sekitar 11 persen tenaga kerjanya menyusul anjloknya harga minyak. Tak berbeda dengan pesaingnya, manajemen Schlumberger pun akan melepas sekitar 9.000 karyawan dalam waktu dekat.
Pemotongan jumlah tenaga kerja juga terjadi pada perusahaan eksplorasi raksasa seperti Shell Oil, Apche Corporation dan Pemex. Seorang peneliti dari Universitas Houston yang dikutip dari CNN Money memprediksi, akan terjadi pemecatan sekitar 75 ribu orang hingga 100 ribu orang pekerja di Amerika Serikat. Fenomena tersebut menyusul pelemahan harga minyak dari US$ 100 per barel menjadi US$ 40 per barel akibat melimpahnya pasokan minyak mentah dari negara-negara Arab.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akan tetapi, peneliti industri energi Mike Rowe meyakini keputusan untuk merumahkan ribuan pekerja pada industri migas akan dilakukan secara seksama. Rowe meyakini, dengan dirumahkannya ribuan pekerja akan berdampak lurus pada terganggunya kegiatan bisnis perusahaan.
"Mereka akan sangat berhati-hati untuk mengurangi staf karena siklus semacam ini pernah terjadi pada komoditas-komoditas lainnya dalam beberapa waktu lalu. Tapi ditengah rencana itu, mereka akan mendapatkan karyawan yang berkualitas tinggi," tuturnya.
Menurut data asosiasi perusahaan pengeboran migas Canada, pada Februari 2015 diperkirakan terdapat 23 ribu pekerja yang dirumahkan menyusul jatuhnya harga rig akibat pelemahan harga minyak. Sementara itu, dalam data perdagangan Kamis (19/3) harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman April 2015 berada di kisaran level US$ 42,59 per barel, menurun 0,87 persen dibandingkan posisinya kemarin. Sementara Index Brent mencatat harga minyak mentah berada di posisi US$ 54,34 per barel.
(dim)