Harga Gas Nasional Tertinggi di Asean, Industri Minta Subsidi

Agust Supriadi | CNN Indonesia
Selasa, 31 Mar 2015 19:37 WIB
Harga gas industri di Indonesia saat ini US$ 9,3 per MMbtu, lebih tinggi dibandingkan di Malaysia US$ 4,47, Filipina US$ 5,43 dan Vietnam US$ 7,5.
Harga gas industri di Indonesia saat ini US$ 9,3 per MMbtu, lebih tinggi dibandingkan di Malaysia US$ 4,47, Filipina US$ 5,43 dan Vietnam US$ 7,5. (iStock)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pelaku industri mengeluhkan harga jual gas yang terlampau tinggi di Indonesia dibandingkan dengan produk sejenis di negara-negara tetangga. Untuk itu, Forum Industri Pengguna Gas Bumi (FIPGB) mendesak pemerintah untuk menurunkan harga gas industri menjadi US$ 5 per Million Metric British Thermal Unit (MMbtu).

"Kami minta harga gas bisa ditekan menjadi US$ 5 per MMbtu," ujar Ketua Umum FIPGB Achmad Safiun di Gedung Kementerian Perindustrian, Senin (31/3).

FIPGB mencatat harga gas industri yang dijual oleh PT Perusahaan Gas Negara (PGN ) dan PT Pertamina (Persero) saat ini sekitar US$ 9,3 per MMbtu. bahan bakar tersebut jauh lebih mahal dibandingkan dengan harga gas di sejumlah negara Asean, seperti Singapura sekitar US$ 4-5 per MMbtu, Malaysia US$ 4,47 per MMbtu, Filipina US$ 5,43 per MMbtu dan Vietnam sekitar US$ 7,5 per MMbtu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kondisi industri Indonesia rawan karena  energi dan bahan baku naik harganya, daya saing produknya melemah ekspor terhambat," kata Achmad Safiun.

Safiun menilai PGN maupun Pertamina tidak bisa menjual gas ke industri lebih mahal dari yang dijual di Malaysia. Untuk itu, dia meminta Pemerintah Indonesia meniru kebijakan subsidi Pemerintah Malaysia yang menjual gas ke industri dengan harga yang lebih murah dari harga normalnya.

"Jadi pengusaha di Malaysia tahu, bahwa pemerintahnya memberikan bantuan atau added value ke industrinya. Tapi yang terjadi di Indonesia justru sebaliknya," tegasnya.
 
Hal senada dikemukan oleh Ketua Koordinator Gas Industri Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Achmad Widjaya. Menurutnya, jika harga gas untuk industri semakin tinggi, hal ini bisa mengancam posisi industri nasional dalam pasar bebas Asean atau Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

Apabila harga gas sulit turun, Achmad Wijaya menawarkan opsi potongan harga atau diskon kepada pengusaha.

"Kami akan terus mencoba mencari celah agar harga gas industri bisa turun. Kami bertekad akan terus berjuang dan menuntut beberapa Kementerian termasuk Kementerian ESDM.  ujarnya.

Harjanto, Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian,  mengaku sudah berkoordinasi dengan sejumlah menteri ekonomi mengenai harga gas industri.  Hasilnya, pemerintah akan menggelar simulasi dan analisis makro maupun mikro terkait desakan pengusaha agar harga gas industri turun.

"Pak Safiun menyimpulkan kalau harga gas industri 5 dolar AS per MMbtu akan survive, tapi kami berangkat pada kajian yang bersifat akademis dan bisa dibawa ke rakor. Keputusannya belum tahu kapan," ujarnya.

Sebagai informasi, kebutuhan gas industri pada 2014 mencapai 2.201 MMscfd, meningkat sekitar 83 persen dibandingkan kebutuhan tahun lalu 1.200 MMscfd. (ags)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER