Jakarta, CNN Indonesia -- PT MasterCard Indonesia menilai pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berpotensi menurunkan volume transaksi kartu kredit, khususnya volume transaksi masyarakat Indonesia di luar negeri.
"Biasanya kan orang ke luar negeri pakai kartu kredit, tapi karena kursnya berubah-ubah terus dan terlalu tinggi mungkin sekarang merasa lebih nyaman untuk bawa uang cash," kata Country Manager MasterCard Indonesia Irni Palar usai menghadiri sebuah konferensi pers di Jakarta, Rabu (1/4).
Kendati demikian, lanjut Irni, depresiasi rupiah tidak akan berdampak besar pada volume dan nilai transaksi kartu kredit Indonesia secara umum. Pasalnya, sekitar 90 persen transaksi kartu kredit dilakukan di dalam negeri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Transaksi kartu kredit dapat agak sedikit turun. Apabila kurs nilai tukar selalu tinggi, nanti mereka (pengguna kartu kredit di luar negeri) khawatir kena charge-nya terlalu tinggi," tutur Irni.
Sebagai informasi, jumlah transaksi kartu kredit pada tahun 2014 sebanyak 254,3 juta transaksi atau meningkat sekitar 6 persen dari tahun sebelumnya. Secara nominal, transaksi kartu kredit tahun lalu mencapai Rp 255,6 triliun, tumbuh sekitar 14 persen dari perolahan 2013.
(ags/gen)