Tarif Kereta Naik, Masyarakat Akui Peningkatan Layanan

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Kamis, 02 Apr 2015 09:42 WIB
Kendati berat, sebagian besar penumpang memaklumi kenaikan tarif tersebut karena peningkatan pelayanan KAI dari sini kebersihan, kenyaman, dan keamanan.
Situasi penumpang KRL di Stasiun Juanda Jakarta. Mulai 1 April, PT KAI Commuter Jabodetabek akan memberlakukan skema tarif KRL baru. (CNN Indonesia/Agust Supriadi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kenaikan tarif kereta api (KA) ekonomi untuk jarak jauh dan menengah per 1 April 2015 memang memberatkan penumpang. Besaran kenaikan tarif sekitar 30 sampai 100 persen terasa cukup signifikan bagi masyarakat kelas menengah bawah.

“Cukup berat juga ya, apalagi naiknya sampai 2 kali lipat terus harga BBM (Bahan Bakar Minyak) juga naik,” kata Arwan (25) ketika tengah menunggu keberangkatan KA Progo jurusan Pasar Senen – Lempuyangan Jogjakarta, di Stasiun Pasar Senen, Rabu (1/4).

Arwan yang sehari-sehari bekerja sebagai pekerja konstruksi ini harus membayar tarif Rp 75 ribu atau naik 50 persen dari semula Rp 50 ribu. Meskipun demikian, Arwan mengaku pelayanan kereta api sekarang sudah lebih baik sehingga Arwan tetap memilih naik kereta api dibandingkan dengan bus.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Sensasinya berbeda, kalau naik bus kan sudah setiap hari di sini kita juga naik bus,” tutur Arwan sembari tersenyum.

Kendati berat, sebagian besar penumpang memang masih memaklumi kenaikan tarif tersebut. Pasalnya, peningkatan pelayanan KAI dari sisi kebersihan, kenyaman, dan keamanan telah dirasakan.

“Enggak apa-apa sih naik, asal demi kebaikan pelayanan,” tutur Iin (25 tahun), calon penumpang KA Serayu jurusan Pasar Senen – Kroya – Purwokerto ketika tengah menunggu keberangkatan di Pasar Senen, Rabu petang (1/4).

Pekerja lepas yang setahun bisa beberapa kali pulang kampung ke Kroya, Cilacap, Jawa Tengah, ini menilai pelayanan operator PT Kereta Api Indonesia (KAI) sudah lebih baik terutama dari segi keamanan dalam perjalanan dan kemudahan dalam membeli tiket.

“Saya tiketnya baru beli kemarin (Selasa, 31/3) secara online. Untungnya masih ada (tiket),” kata Iin.

Oleh karena itu, kenaikan tarif sebesar dua kali lipat dari semula Rp 35 ribu menjadi Rp 70 ribu masih Iin maklumi dan anggap wajar. Iin lebih memilih membayar lebih mahal tetapi nyaman dibandingkan membayar murah tetapi pelayanannya buruk.

Penumpang Kereta Api Non-Ekonomi Mengeluh Tarif Terlalu Mahal

Berbeda dengan penumpang kereta api ekonomi yang masih menerima subsidi dari pemerintah, penumpang kereta api komersial, kelas bisnis dan eksekutif harus menanggung harga pasar. Tarif KA di kelas tersebut pada saat hari libur maupun menjelang hari libur berbeda dengan hari biasa.

“Hanya sampai Jogja dengan harga Rp 220 ribu itu kemahalan,” tutur Ani Haryati (25), calon penumpang KA bisnis tujuan Jogjakarta.

Ani yang biasanya naik kereta ekonomi harus naik kelas bisnis seharga Rp 220 ribu karena tiket untuk kelas ekonomi sudah tidak tersedia. Ani menilai adanya kemudahan membeli tiket secara online membuat saingan menjadi lebih banyak.

“Karena sekarang sudah online jadi saingannya lebih banyak. Jadi pesan tiket memang harus dari jauh-jauh hari,” tutur Ani.

Kendati demikian, Ani juga mengapresiasi kinerja KAI yang sudah meningkatkan pelayanannya. Oleh karena itu, Ani tetap memilih moda transportasi kereta api untuk pulang ke kampung halaman.

“Kalau sekarang lebih bersih, kebersihannya lebih baik udah gitu tingkat keamanannya lebih baik,” kata Ani. (gir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER