Jakarta, CNN Indonesia -- Tim Satuan Tugas (Satgas) Pemberantasan Illegal Fishing bergegas datang ke Benjina, Kepulauan Aru, Maluku setelah mendengar kabar perbudakan ratusan nelayan asing oleh perusahaan ikan di kawasan tersebut. Bersama delegasi Thailand, yang warganya diduga ikut menjadi korban, Satgas menemukan 77 kuburan warga negara asing di areal Pantai Pulau Benjina.
Delegasi yang dipimpin Dubes Thailand untuk RI, Poniman dan asisten kepala kepolisian Thailand, Anakevieng Sarichai setiba di lokasi langsung mendata nama-nama yang tertera di deretan nisan kayu.
Kuburan tepat berada di pinggir pantai pulau tersebut. Letaknya tak beraturan. Hanya papan-papan nisan bertuliskan nama para ABK, tempat lahir, agama, kapal dan tanggal kematian menjadi sumber informasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua Satgas Anti Illegal Fishing Mas Achmad Santosa mengatakan mayoritas nama-nama yang tertulis di nisan merupakan nama-nama asing. Pria yang akrab disapa Ota itu mengatakan masih terlalu dini untuk menyimpulkan penyebab kematian para nelayan yang dimakamkan di sana.
"Kami tidak tahu apa penyebab kematiannya, karena kami bukan penegak hukumnya," kata Ota kepada wartawan di Jakarta, Selasa (7/4).
Ota mengatakan pihak kepolisian masih perlu melakukan penyelidikan untuk mengungkap misteri kuburan massal tersebut. Keterkaitannya dengan kasus perbudakan anak buah kapal (ABK) yang disangkakan ke perusahaan PT Pusaka Benjina Resources (PBR) masih ditelusuri.
"Dan apakah di makam itu dalamnya satu orang, atau dua atau tiga orang kita masih belum tahu," katanya.
(ags)