Jakarta, CNN Indonesia -- Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan (BI rate) di angka 7,5 persen untuk bulan ketiga secara berturut-turut. Selain itu, BI juga mempertahankan suku bunga fasilitas kredit (
lending facility) tetap 8 persen dan suku bunga deposito tetap di angka 5,5 persen.
"Berdasarkan tujuan sasaran inflasi 4 plus minus 1 persen pada 2015 dan 2016 serta mengarahkan defisit transaksi berjalan sebesar 2,5 hingga 3 persen dari Produk Domestik Bruto dalam jangka menengah, maka RDG memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 7,50 persen," ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara di Jakarta, Selasa (14/4).
BI masih optimistis inflasi tetap sesuai target meskipun tingkat inflasi
month-to-month pada Maret 2015 mencapai angka 0,17 persen, atau 6,38 persen secara
year-on-year karena terjadi deflasi pada bahan pangan. Selain itu, optimisme BI muncul setelah komoditas pangan, seperti beras, mulai memasuki masa panen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Memang inflasi
adminestered price meningkat akibat kenaikan harga bahan bakar seiring kenaikan harga minyak dunia dan pelemahan nilai tukar rupiah. Meskipun begitu, perkembangan inflasi inti menurun dari 0,34 persen pada bulan lalu menjadi 0,29 persen pada bulan ini seiring permintaan domestik yang masih moderat dan penurunan komoditas global non minyak," tuturnya.
Ke depan, BI juga akan mencermati berbagai risiko yang dapat mempengaruhi inflasi seperti perkembangan harga minyak dunia, pelemahan nilai tukar rupiah, dan banyaknya pasokan bahan pangan.
Perlu diketahui bahwa angka BI Rate ini masih sama seperti hasil RDG BI sejak dua bulan lalu dimana BI menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin dari 7,75 persen ke 7,5 persen. Selain itu, BI juga menurunkan suku bunga deposito
facility juga sebesar 25 basis poin dari angka 5,75 persen ke angka 5,5 persen.
Keputusan BI tersebut diambil setelah adanya deflasi sebesar 0,24 persen pada bulan Januari 2015. Kondisi tersebut juga berlanjut pada bulan Februari, di mana deflasi tercatat di angka 0,36 persen yang membuat bank sentral tetap mempertahankan suku bunga acuan di angka 7,5 persen.