Jakarta, CNN Indonesia -- Sepinya minat investor membuat pemerintah gagal mencapai target raupan hasil penerbitan Surat Utang Negara (SUN) pada Selasa (14/4) lalu. Dari target indikatif mencapai Rp 10,01 triliun, pemerintah tercatat hanya mampu menyerap Rp 8,66 triliun saja.
Berdasarkan keterangan tertulis yang dikutip dari situs resmi Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Kementerian Keuangan, pada Rabu (15/4), pemerintah melaksanakan lelang surat utang negara (SUN) hari ini untuk seri SPN12160107 (reopening), FR0069 (reopening) dan FR0071 (reopening) melalui sistem lelang Bank Indonesia.
“Total penawaran yang masuk mencapai Rp 10,014 triliun,” tulis pihak DJPPR.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihak DJPPR menjelaskan, SUN seri SPN12160107 yang akan jatuh tempo 7 Januari 2016 diserap Rp 1,75 triliun dengan yield rata-rata tertimbang 5,9 persen . Adapun jumlah penawaran yang masuk mencapai Rp 1,95 triliun.
Sementara seri FR0069 yang jatuh tempo 15 April 2019 dimenangkan Rp 3,10 triliun dari jumlah penawaran yang masuk Rp 3,42 triliun. Seri ini diserap dengan yield rata-rata tertimbang 7,24 persen dan kupon 7,8 persen. Sedangkan yield tertinggi yang dimenangkan sebesar 7,29 persen.
Lebih lanjut, Seri FR0071 yang akan jatuh tempo 15 Maret 2029 diserap Rp 3,81 triliun dari jumlah penawaran yang masuk Rp 4,64 triliun . Seri ini menetapkan yield rata-rata tertimbang 7,50 persen dengan yield tertinggi dimenangkan 7,54 persen dan tingkat kupon 9 persen.
"Total nominal yang dimenangkan dari ketiga seri tersebut adalah Rp 8.660.000.000.000," tulis keterangan tersebut.
Untuk diketahui, lelang ini bersifat terbuka (open auction) dengan metode harga beragam (multiple price) yang akan dilakukan dengan menggunakan sistem pelelangan yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia.
Sebelumnya, pemerintah menyatakan bahwa nantinya, hasil penjualan SUN ini akan digunakan untuk memenuhi sebagian target pembiayaan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2015.
(gir)