Cara Hemat Pertamina, Pecat Karyawan Hingga Putus Kontrak BBM

Gentur Putro Jati | CNN Indonesia
Rabu, 22 Apr 2015 12:50 WIB
Pertamina mengklaim menghemat US$ 46,25 juta setara Rp 601,25 miliar dari perbaikan kegiatan penyaluran BBM dan elpiji sepanjang kuartal I 2015.
Dirut Pertamina Dwi Soetjipto (depan) bersama sejumlah stafnya menyaksikan proses pencegahan dan pemadaman terjadinya kebakaran ketika mengunjungi Terminal BBM Pertamina Teluk Kabung, Sumbar, Sabtu (21/3). Terminal tyang mamapu menampung 127 ribu KL BBM tersebut mendapat suplai dari Kilang Dumai , Cilacap,, Balongan, dan sebagian impor yang selanjutnya didistribusikan ke seluruh Sumbar. (ANTARA FOTO/Saptono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Di balik sifatnya yang bersahabat terhadap awak media dan rekan bisnisnya, Direktur Pemasaran PT Pertamina (Persero) Ahmad Bambang ternyata merupakan sosok yang tegas. Demi mengejar target penghematan biaya operasional sebesar US$ 591,36 juta dolar yang diamanatkan manajemen untuk direktorat yang dipimpinnya, Bambang mengaku tak segan memecat karyawan sampai memutus kontrak pembelian minyak dari pemasok.

"Target penghematan Direktorat Pemasaran tahun ini US$ 591,36 juta, yang sudah direalisasikan sampai kuartal I sebesar US$ 167,3 juta dan yang sudah committed adalah US$ 155,58 juta. Jadi kami masih ada kekurangan yang harus dikejar US$ 268,48 juta, berbagai cara kami lakukan untuk bisa melakukan itu," kata Bambang dalam rapat dengar pendapatan dengan Komisi VII DPR di Jakarta, Rabu (22/4).

Bambang melanjutkan selain memangkas biaya operasional Direktorat Pemasaran, cara lain yang dilakukannya adalah dengan melakukan penghematan dari sisi produksi bahan bakar minyak (BBM) yang dijualnya ke masyarakat. Dia menyebut, saat harga minyak rendah seperti saat ini, maka Pertamina merasa perlu merevisi kontrak pembelian harga minyak mentah dari perusahaan pemasoknya di luar negeri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami ultimatum beberapa pemasok untuk memangkas harga karena harga minyak saat ini lebih rendah dibanding saat kontrak dibuat. Kalau tidak mau, ya kami cut. Kami sebut force majeur, dan buka tender lagi," ujar Abe, sapaan akrabnya.

Bambang mencatat saat ini Pertamina memiliki 20 perusahaan pemasok minyak dari luar negeri.

Tidak hanya tegas ke luar, Pertamina juga bersikap tegas terhadap sumber-sumber pemborosan dari dalam perusahaannya. Dwi Wahyu Daryoto, Direktur SDM dan Umum Pertamina mengaku baru saja memecat 10 orang awak kapal tanker Pertamina yang terbukti melakukan penyelewengan.

"Yang nakal-nakal kami pecat saja," katanya.

Sebelumnya, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) migas tersebut mengklaim berhasil menghemat US$ 46,25 juta setara Rp 601,25 miliar dari perbaikan kegiatan penyaluran bahan bakar minyak (BBM) dan elpiji yang dilakukannya sepanjang kuartal I 2015.

Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro menjelaskan sejak Januari 2015, BUMN sektor minyak dan gas bumi (migas) tersebut telah melakukan berbagai program penghematan untuk menekan biaya operasional seluruh lini Direktorat Pemasaran dan Niaga.

Menurutnya kondisi harga minyak dunia yang rendah saat ini, harus disiasati dengan menekan biaya operasional agar perusahaan dapat terus menjalankan roda bisnisnya. Wianda menyebutkan beberapa di antara program tersebut adalah sales and marketing excellence, supply chain excellence, shipping excellence, serta losses control.

“Semua didukung oleh sistem informasi teknologi (IT) yang terintegrasi di setiap proses bisnis di Pertamina. Kami akan terus melakukan efisiensi dalam proses bisnis lain yang masih dapat dilakukan,” kata Wianda, dikutip dari laman Pertamina, Selasa (21/4).

Wianda mencatat program sales and marketing excellence berhasil menciptakan penghematan sebesar US$ 100 ribu dengan mengembangkan penjualan bahan bakar untuk kapal di wilayah Selat Malaka. Kemudian program supply chain excellence menciptakan penghematan U$ 6,72 Juta dengan optimasi pola pengangkutan elpiji.

Dia melanjutkan, program shipping excellence dengan optimalisasi penggunaan kapal angkutan BBM dengan metode Freight on Board (FOB) serta renegosiasi kontrak kapal sewa berhasil menghemat sebesar U$ 12,84 Juta.

“Penghematan juga bisa dilakukan dengan mengintensifikasikan optimasi kargo penyaluran BBM dengan sistem IT terpadu yang telah terpasang di beberapa Terminal BBM Pertamina,” ujarnya.

Pertamina juga membuat koneksi realisasi penyaluran BBM yang meliputi Metering System, Automatic Tank Gauging (ATG), New Gantry System (NGS), End to End Data Automation (ETEDA), dan Auto Schedulling penjadwalan pengiriman BBM untuk mobil tangki.

“Sistem ini sudah beroperasi di Terminal BBM Plumpang, Surabaya, dan Ujung Berung Bandung dan tahun ini direncanakan akan segera terpasang di 20 Terminal BBM Pertamina lainnya,” katanya. (ags/ags)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER