Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina (Persero) memastikan
lifting perdana Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu di Jawa Timur sebanyak 550 ribu barel telah diolah Kilang Cilacap dan Balongan milik perseroan.
Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto menjelaskan Exxon Mobil Cepu Ltd (EMCL) selaku operator Blok Cepu telah selesai mengintegrasikan semua komponen produksi yang telah selesai dibangun sebelumnya, yaitu jalur pipa darat sepanjang 72 kilometer (km), jalur pipa laut sepanjang 23 km, dan juga menara tambat serta fasilitas
floating storage offshore (FSO) yang terletak di Laut Jawa.
“Pertamina EP Cepu mengirimkan 550 ribu barel minyak mentah dari FSO Gagak Rimang ke kilang Refinery Unit (RU) IV Cilacap dan RU VI Balongan dengan menggunakan kapal Tanker milik Pertamina yaitu MT Gunung Geulis,” ujar Dwi dikutip dari laman Pertamina, Selasa (21/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengaturan lifting tersebut dilaksanakan sesuai dengan kesepakatan yang ditetapkan di Kontrak Kerjasama (KKS) Blok Cepu mengenai pembagian penjualan antara Pemerintah Indonesia dan para Kontraktor KKS Blok Cepu.
Dwi mencatat saat ini volume produksi Blok Cepu sebesar 80 ribu barel per hari (BPH). Targetnya, pada Juli 2015 akan naik menjadi 165 ribu BPH. Akhir semester II tahun ini bertambah menjadi 205 ribu BPH. Selanjutnya, pada 2016 kembali normal ke angka 165 ribu BPH.
Mantan bos PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) tersebut meyakini produksi minyak Blok Cepu bisa menurunkan impor minyak yang dilakukan pemerintah untuk menyediakan Bahan Bakar Minyak (BBM) ke masyarakat. “Lifting Cepu akan memenuhi 25 hingga 30 persen pasokan minyak nasional,” ungkapnya.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said memperkirakan produksi minyak dari Blok Cepu mampu berkontribusi sebesar 20-25 persen terhadap target produksi
lifting nasional tahun ini sebesar 825 ribu BPH.
Kontrak Kerja Sama Blok Cepu ditandatangani pada 17 September 2005 antara pemerintah dengan KKKS yang terdiri dari Pertamina EP Cepu, EMCL dan Ampolex Pte Ltd, keduanya merupakan anak perusahaan Exxon Mobil Corporation, serta BUMD setempat.
Pertamina EP Cepu memegang saham partisipasi sebesar 45 persen, EMCL dan Ampolex 45 persen dan BUMD 10 persen. EMCL ditunjuk sebagai operator Blok Cepu. Rencana pengembangan (POD) Lapangan Banyu Urip disetujui Kementerian ESDM pada 15 Juli 2006.
Namun realisasi konstruksi lima EPC baru bisa dilaksanakan mulai 2011 setelah lahan dan perizinan diperoleh. Berdasarkan perhitungan, cadangan terambil minyak di Lapangan Banyu Urip diperkirakan sebesar 450 juta barel.
(gen)