Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pelabuhan Indonesia II (Pelindo II) telah menerbitkan obligasi global (global bond) perdana senilai total US$ 1,6 miliar atau setara dengan Rp 20,8 triliun pada tanggal 23 April 2015. Kucuran dana yang telah diterima perseroan per tanggal 5 Mei lalu ternyata telah melebihi target awal sebesar US$ 1 miliar dengan penawaran dari investor mencapai US$ 5 miliar.
Direktur Keuangan Pelindo II Orias Petrus Moedak menuturkan tingginya minat investor disebabkan oleh posisi Pelindo II yang strategis di sektor kemaritiman yang menjadi salah satu sektor prioritas yang ingin dikembangkan oleh pemerintah.
"Investor melihat Pelindo II ini klop dengan kebijakan pemerintah," kata Orias dalam suatu acara di Jawa Barat, Jumat (8/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penggunaan dana yang diperoleh dari 245 investor tersebut, lanjut Orias, akan digunakan untuk mendanai penyelesaian pembangunan proyek yang dilakukan perseroan hingga kuartal pertama tahun 2017. Sekitar Rp 8 triliun di antaranya digunakan untuk penyelesaian proyek pelabuhan Kalibaru (New Priok).
"Kemudian kami akan kembangkan (pelabuhan) Sorong, (pelabuhan) di Kijing, Kalimantan Barat karena pelabuhan di Pontianak itu kan pelabuhan sungai jadi kami ingin masuk ke palabuhan dalam. Kemudian juga akan kembangkan pelabuhan di Cirebon dan juga beberapa pelabuhan lain," katanya.
Orias mengklaim Pelindo II berhasil mencatatkan sejarah penawaran obligasi global perdana terbesar yang dilakukan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan nilai US$ 1,6 miliar dan bunga terendah dengan hanya 50 basis points di atas yield obligasi pemerintah.
Total global bond perdana yang didapatkan Pelindo II dibagi dalam dua seri. Seri pertama bernilai US$ 1,1 miliar dengan jangka waktu 10 tahun (tanggal maturitas 5 Mei 2025) dengan kupon 4,25 persen dan yield 4,375 persen. Seri kedua bernilai US$ 500 juta dengan jangka waktu 30 tahun (tanggal maturitas 5 Mei 2045) dengan kupon 5,375 persen dan yield 5,5 persen.
Pelindo II menunjuk tiga bank yaitu ANZ, BNP, Paribas dan Citigroup serta dua sekuritas lokal PT Bahana Securities dan PT Danareksa Sekuritas sebagai joint bookrunners dan joint lead managers untuk menangani trasaksi tersebut.