Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyatakan konsumsi ikan nasional diperkirakan naik menjelang Ramadan. Meski begitu, secara umum pasokan diklaim cukup aman, termasuk di kota-kota besar yang bukan produsen utama ikan seperti Jakarta, Bandung dan Surabaya.
Saut P. Hutagalung, Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan KKP mengatakan sampai menjelang puasa dan lebaran pasokan ikan diperkirakan cukup aman mengingat tidak terdapat faktor yang dapat diperkirakan mengganggu produksi seperti gelombang besar atau banjir seperti terjadi tahun 2014 atau penyakit.
“Pengalaman tahun-tahun sebelumnya, pasokan ikan menjelang Lebaran agak menurun khususnya untuk ikan laut, lebih disebabkan banyak nelayan tidak melaut,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (15/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun demikian, lanjut Saut, keadaan tersebut sudah diantisipasi oleh para supplier dan ritel modern dengan cara melakukan stok ikan seminggu sampai sebulan sebelum lebaran. Di beberapa daerah menurunnya pasokan ikan laut, diantisipasi dengan substitusi pasokan dari ikan budidaya.
“Dalam kondisi normal, perkiraan kebutuhan ikan nasional per hari sebesar 26.000 ton. Selama puasa, kebutuhan ikan diperkirakan meningkat menjadi sebesar 31.000 ton per hari atau naik sekitar 20 persen,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, peningkatan kebutuhan ikan selama bulan puasa biasanya mulai terjadi setelah 1 minggu memasuki Ramadan hingga menjelang Lebaran. Peningkatan permintaan ikan juga biasanya akan terjadi hingga 1 minggu setelah Lebaran.
“Karenanya selama puasa hingga seminggu usai Lebaran, total kebutuhan ikan nasional diperkirakan sebesar 1,18 juta ton. Sementara itu, diprediksi ketersediaan ikan nasional selama puasa hingga sepekan setelah Lebaran sebesar 1,25 juta ton,” jelas Saut.
Untuk wilayah Jakarta, kata Saut, dalam kondisi normal perkiraan kebutuhan ikan per hari mencapai 650 ton. Selama puasa, peningkatan relatif kecil karena banyak warga Jakarta yang mudik dan sebaliknya warga yang tidak ke luar kota, umumnya makan di luar rumah. Kebutuhan ikan per hari diperkirakan meningkat menjadi sebesar 683 ton per hari.
“Selama puasa hingga sepekan usai Lebaran, diperkirakan kebutuhan ikan di Jakarta mencapai 25.270 ton. Sementara kebutuhan udang di Jakarta selama puasa sampai dengan Lebaran diperkirakan sekitar 50 ton per hari,” katanya.
Pasokan dan Stok Ikan
Untuk memenuhi kebutuhan ikan di Jakarta, Saut menyatakan pasokan utama berasal dari Muara Angke dan Muara Baru yang dibawa dari berbagai pelabuhan perikanan di luar Jakarta dan Sumatera. Pasokan dari Muara Baru sebesar 348 ton per hari dan dari Muara Angke sebesar 100–200 ton per hari.
“Sisanya dipenuhi dari ikan air tawar yang berasal dari daerah lain terutama dari Waduk Cirata, Waduk Jatiluhur dan Waduk Saguling dan kolam-kolam budidaya di Jawa Tengah,” ujarnya.
Beberapa daerah pemasok ikan utama ke Jakarta terutama daerah Pantura seperti bandeng yang juga berasal dari Makassar dengan jumlah pasokan sekitar 2–3 ton per minggu. Sementara kebutuhan udang di Jakarta dipenuhi dari Lampung dan Pantura.
Pasokan dari waduk Cirata sekitar 200–300 ton per hari dengan jenis ikan mas, nila merah, nila hitam, lele, gurami, bawal dan lain-lain. Sementara itu, pasokan ikan air tawar dari Waduk Jatiluhur ke wilayah Jabodetabek adalah sekitar 150-200 ton per hari dimana 45 persen masuk ke Jakarta (sekitar 45-70 ton per hari).
“Ikan budidaya seperti gurami dan nila banyak keluar dari Banyumas Jawa Tengah,” kata Saut.
Guna memenuhi kebutuhan ikan selama bulan puasa sampai dengan H+7, kata Saut, di Muara Baru saat ini stok yang ada di gudang pendingin (
cold storage) mencapai 10.000 ton yang tersimpan di 50 unit
cold storage. Ia mengatakan stok ikan yang ada di Muara Baru umumnya ikan layang, tongkol dan cakalang sehingga pasokannya cukup berlimpah.
“Hal itu membuat harga di tingkat produsen sedikit mengalami penurunan. Sedangkan kondisi stok ikan di Muara Angke saat ini terisi 600 ton ikan yang berasal dari 20
cold storage. Stok menjelang puasa dan lebaran pada umumnya aman dan harga masih cukup stabil,” jelasnya.
Sementara, bandeng yang masuk ke Jakarta dan Surabaya umumnya mencakup bandeng segar dan bandeng beku (frozen). Saut menyatakan pasokan bandeng segar rata-rata berasal dari Pulau Jawa khususnya Pantura, mulai Rembang, Indramayu sampai Karawang.
“Sedangkan pasokan bandeng beku berasal dari luar Pulau Jawa, antara lain Makassar, Tarakan dan Gorontalo. Pasokan bandeng beku dari Tarakan dan Makassar per pengiriman mencapai 2-3 kontainer atau sekitar 30-45 ton,” ucapnya.
(gir/gir)