Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menggandeng Bank of China dalam rangka menyelenggarakan forum bisnis di Tiongkok pada bulan Juli mendatang. Dalam kegiatan ini, peran Bank of China nantinya adalah mengumpulkan para investor yang sebagian besar merupakan mitra pembiayaan dari bank komersial milik pemerintah Tiongkok tersebut.
"Kerjasama dengan perbankan besar setempat sangat efektif dalam menjangkau investor potensial di negara yang bersangkutan karena luasnya
network customer maupun mitra mereka," jelas Kepala BKPM Franky Sibarani dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (18/6).
Rencananya, forum bisnis yang dilakukan BKPM pada bulan Juli mendatang dikhususkan untuk menjaring investasi di bidang industri pembuatan kapal beserta industri pendukungnya, industri tekstil dan industri padat karya. Selain bertemu dengan para calon investor, BKPM juga akan melakukan pertemuan dengan pemerintah provinsi Zhejiang dan Fujian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Franky menambahkan, kemitraan dengan institusi perbankan setempat dalam promosi investasi bukanlah hal baru bagi BKPM. Sebelumnya, BKPM juga pernah melakukan hal serupa ketika tengah melakukan promosi investasi di Jepang beberapa waktu lalu.
"Kegiatan serupa pernah kami selenggarakan pada saat kunjungan ke Jepang bulan Mei lalu. BKPM menjalin kerjasama dengan Bank of Tokyo Mitsubishi (BTMU) dalam menyelenggarakan acara Business Forum, dimana saat itu hadir sekitar 600 investor yang merupakan pengguna maupun mitra BTMU," tuturnya.
Dengan adanya kegiatan forum bisnis ini, Franky berharap adanya peningkatan minat investasi yang terbilang serius, mengingat rasio realisasi investasi asal negara tersebut hanya sebesar tujuh persen dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Investasi asal Tiongkok juga dirasa penting karena selain membidik sektor strategis, namun karena investasi asal negara tersebut merupakan modal asli investor Tiongkok.
"Investasi Tiongkok yang masuk ke Indonesia merupakan modal asli asal Tiongkok atau bukan merupakan modal yang melalui negara- negara lain (special purpose vehicle countries), seperti halnya investasi dari Singapore, Cayman Island, British Virgin Island, Seychelles dan lain-lain. Dan dengan realisasi investasi yang hanya mencapai tujuh persen saja, BKPM terus gencar mengupayakan peningkatan realisasi investasi negara tersebut," jelas Franky.
Sebelumnya, BKPM juga telah melakukan pertemuan investor pada bulan Mei lalu yang menghasilkan komitmen investasi senilai US$ 16,7 miliar, dimana US$ 700 juta sudah berbentuk pengajuan izin prinsip dan US$ 16 miliar sisanya merupakan minat investasi di bidang energi, pertambangan, infrastruktur, manufaktur, serta otomotif.
Investasi-investasi tersebut juga melengkapi minat investasi yang sebelumnya didapatkan BKPM dalam lawatannya ke negeri tirai bambu pada awal tahun dengan total nilai minat investasi mencapai US$ 63,4 juta. Dalam kunjungan pada waktu itu, tercatat komitmen investasi terbesar terdapat pada sektor finansial dengan nilai mencapai US$ 19,5 juta serta sektor ketenagalistrikan dengan minat mencapai US$ 15,27 juta.
Berdasarkan data BKPM, realisasi investasi asal Tiongkok pada tahun 2014 mencapai angka US$ 800 juta dengan 501 jumlah proyek investasi, atau menduduki peringkat ke-delapan dari keseluruhan Penanaman Modal Asing (PMA) dengan total nilai US$ 28,53 miliar. Pada kuartal I 2015 sendiri nilai investasi Tiongkok berjumlah US$ 75,1 juta atau 1,14 persen dari total PMA senilai US$ 6,56 miliar.
(gir/gir)