Sambangi Jepang, BKPM Raup Komitmen Investasi US$ 2,3 Miliar

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Kamis, 28 Mei 2015 10:15 WIB
BKPM merinci komitmen investasi baru yang terjaring di Osaka sebesar US$ 640 juta, sedangkan di Tokyo mencapai US$ 1,7 miliar.
Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani saat memberikan keterangan terkait perkembangan investor Tiongkok dan Jepang, Jakarta, Rabu, 1 April 2015. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) kembali mengantongi komitmen investasi sebesar US$ 2,34 miliar, selepas melakukan lawatan ke Osaka dan Tokyo, Jepang. Sebagian besar calon pemodal Jepang itu bergerak di sektor hulu dan berorientasi ekspor, antara lain di industri baja, kimia, tekstil, otomotif dan properti.

Kepala BKPM Franky Sibarani mengungkapkan kebutuhan baja nasional saat ini rata-rata mencapai 14 juta ton per tahun. Namun kapasitas produksi domestik baru berkisar 5 juta ton per tahun, sehingga untuk menutup selisihnya 9-10 juta ton harus diimpor.

"Dengan adanya investor baja baru tentunya akan meningkatkan produksi baja nasional sekaligus mengurangi angka impor Indonesia," tuturnya melalui keterangan pers, Kamis (28/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Demikian halnya dengan industri kimia, lanjut Franky, 50 persen hasil produksi nasioal tengah diupayakan untuk ekspor. Hal ini diharapkan memberikan dampak positif bagi perekonomian, selain penciptaan lapangan kerja.

Data BKPM menyebutkan, komitmen investasi baru yang berasal dari kota Osaka mencapai US$ 640 juta, dengan rincian minat investasi baru yang terdiri dari industri baja dengan nilai US$ 200 juta, industri kimia senilai US$ 300 Juta, kawasan industri dan properti US$ 100 juta, dan industri perkapalan US$ 40 juta.

Sedangkan komitmen investasi yang digaet dari Tokyo senilai US$ 1,7 Miliar, dengan rincian minat investasi berupa sektor industri tekstil senilai US$ 100 juta, sektor otomotif US$ 600 juta dengan proyeksi penyerapan tenaga kerja 3.000 orang, sektor baja US$ 300 juta dengan proyeksi penyerapan tenaga kerja 280 orang, dan sektor infrastruktur US$ 700 juta.

Franky menyatakan kunjungannya ke Negeri Matahari Terbit selain untuk menjaring pemodal baru, juga untuk menindaklanjuti komitmen kerjasama investasi yang terjadi saat Presiden Joko Widodo melawat Jepang pada Maret lalu.

"BKPM ingin memastikan berbagai minat investasi yang pernah disampaikan kepada Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla ada tindak lanjut menuju realisasi. Kemajuan proses inilah yang kami pantau, termasuk fasilitasi apabila investor tersebut mengalami hambatan dalam proses realisasi," jelas Franky melalui siaran pers, Kamis (28/5).

Menurut Franky, sebagian komitmen investasi, khususnya yang terjaring di Osaka, saat ini sudah ada yang memasuki tahapan realisasi. Sedangkan untuk investasi otomotif dan baja yang berasal dari Tokyo, prosesnya sudah memasuki masa konstruksi dan diharapkan bisa rampung sesegera mungkin.

"Komitmen investasi tersebut bukan hanya dalam tahap rencana, tapi sebagian sudah memasuki tahap realisasi. Para investor yang bertemu BKPM juga sudah menyampaikan minatnya untuk melakukan perluasan investasi," tuturnya.

Berdasarkan survei Japan External Trade Organization (JETRO), kata Franky, dua dari tiga perusahaan Jepang yang masuk ke Indonesia sudah memiliki rencana perluasan. "Ini yang akan terus dikawal BKPM untuk segera terealisasi," ucapnya.

Sebelumnya, BKPM sudah beberapa kali mencoba menggaet minat investasi asal Jepang. Berdasarkan catatan CNN Indonesia, selama rentang Oktober 2014 hingga Maret 2015, minat investor Jepang yang terjaring mencapai US$ 8,9 miliar, dengan nilai investasi terbesar ada di sektor migas yang mencapai US$ 7,5 miliar.

Selain itu, BKPM pun juga telah menjaring US$ 10,06 miliar pada lawatan bulan Maret lalu meskipun maksud awal kunjungan tersebut adalah untuk menjemput bola 19 minat investasi asal Jepang yang masuk ke BKPM antara bulan Oktober 2014 hingga Maret 2015. Salah satu komitmen investasi yang dijaring adalah perluasan investasi perusahaan otomotif Suzuki dan Toyota dengan nilai masing-masing sebesar US$ 1 miliar dan US$ 1,6 miliar.

Data BKPM sendiri menunjukkan adanya US$ 1,2 miliar realisasi investasi Jepang pada kuartal I 2015, atau meningkat sebesar 80,77 persen dibanding angka kuartal sebelumnya yang bernilai US$ 663,8 juta. Sedangkan rasio realisasi investasi Jepang mencapai 51 persen antara tahun 2010 hingga 2014, dengan nilai investasi terealisasi mencapai US$ 12,1 miliar dari rencana US$ 23,6 miliar.

Selain itu, BKPM juga menargetkan realisasi investasi asal Jepang sebesar US$ 3,42 miliar, atau naik sebesar 26,7 persen dari total realisasi investasi asal Jepang yang nilainya mencapai US$ 2,7 miliar pada tahun lalu. Sedangkan target realisasi investasi Indonesia secara total pada tahun ini mencapai Rp 519,5 miliar, dimana Penanaman Modal Asing (PMA) memegang porsi sebesar Rp 307 triliun. (ags)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER