Tukar Guling Mitratel Dinilai Tingkatkan Efisiensi Industri

Gentur Putro Jati | CNN Indonesia
Senin, 22 Jun 2015 12:45 WIB
"Sharing infrastruktur sudah dilakukan pelaku industri telekomunikasi di belahan dunia lain," ujar Ketua Umum Mastel Kristiono.
Menara telekomunikasi atau BTS milik PT Dayamitra Telekomunikasi. (Dok. Mitratel)
Jakarta, CNN Indonesia -- Rencana share swap atau tukar guling saham PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel), anak perusahaan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) dengan PT Tower Bersama Infrastructure (TBIG) dinilai mampu meningkatkan efisiensi di industri telekomunikasi.

Kristiono, Ketua Umum Masyarakat Telematika (Mastel) menilai rencana tukar guling saham yang dilakukan Telkom merupakan upaya agar perusahaan tersebut semakin efisien. Menurut Kristiono, efisiensi infrastruktur semacam itu tengah gencar dilakukan secara global oleh pelaku industri tersebut.

“Industri ini secara umum akan semakin efisien. Kalau efisien diupayakan agar infrastruktur bisa sharing, jadi tidak harus punya infrastruktur sendiri-sendiri. Dan itu sudah terjadi di belahan dunia yang lain, hampir semua negara sudah melakukan efisiensi infrastruktur,” kata Kristiono di Jakarta, Senin (22/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menambahkan tren efisiensi bukan hanya terjadi pada infrastruktur pasif, bahkan inftrastruktur aktif pun sudah di-sharing, jadi tidak dimiliki sendiri-sendiri karena industri ini relatif kompetitif.

“Saya kira arahnya tidak salah. Lagi pula kalau strukturnya seperti itu (share swap) kendali masih ada di Telkom. Berarti itu opsi yang lebih baik. Karena kebanyakan (operator) yang lain tidak melakukan itu. Saya kira itu bagian dari aksi korporasi Telkom dan saya yakin Telkom sudah melakukan kajian mendalam dan mengambil opsi yang dianggap terbaik,” tambahnya.

Apalagi, kata Kristiono, Pemerintah sangat mendorong terjadinya efisiensi industri. Salah satu efisiensi industri itu adalah sharing infrastruktur, bukan hanya sharing infrastruktur yang pasif tapi juga infrastruktur yang aktif, itu justru oleh pemerintah didorong untuk dilakukan supaya industri jadi lebih efisien.

“Karena sekarang ini industri secara ovel all tidak efisien, pemainnya banyak sementara semakin lama revenue-nya semakin kecil sehingga mereka selalu kesulitan untuk menjaga net income, net profit-nya. Supaya bisa tetap menjaga margin industrinya sehat ya harus dilakukan efisiensi. Itu salah satu bagian yang didorong oleh pemerintah supaya bisa lebih efisien,” jelas Kristiono.

Jaga Tingkat Keuntungan

Sebelumnya Head of Research MNC Securities Edwin Sebayang mengatakan transaksi share swap Mitratel dan Tower Bersama dinilai akan saling menguntungkan kedua pihak yang bertransaksi. Ia meyakini Direksi Telkom juga melihat Tower Bersama sangat prospektif ke depan.

"Saya melihat ini menguntungkan. Sehingga kalau Telkom bisa pegang sahamnya juga bisa mendapatkan dividen nanti. Dengan diserahkannya Mitratel maka Tower Bersama dapat tumbuh dan juga menguntungkan Telkom sendiri nantinya," ujarnya.

Berdasarkan hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), aksi korporasi share swap Mitratel dengan TBIG dinyatakan telah sesuai dengan tahapan proses dan ketentuan serta peraturan yang berlaku. BPK juga tidak menemukan kerugian dan pelanggaran ketentuan dalam transaksi tersebut.

Hasil kajian Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) juga menyatakan bahwa proses share swap telah melalui proses kajian aturan hukum, kajian bisnis dan potensi keuntungan keuangan Telkom. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER