Jakarta, CNN Indonesia -- PT Angkasa Pura II (Persero) memprediksi pergerakan penumpang pesawat di bandara-bandara yang dikelolanya akan menembus 4,3 juta penumpang selama masa mudik tahun ini. Angka tersebut naik 1,6 persen dibandingkan dengan pergerakan tahun lalu yang sebesar 4,1 juta penumpang.
Saat ini sudah ada 12 bandara yang dikelola oleh AP II, yakni Soekarno-Hatta Tangerang, Kualanamu Medan, Sultan Syarief Kasim Pekanbaru, Sultan Mahmud Badarudin Palembang, Minangkabau Padang, Supardio Pontianak, Depati Amir Pangkal Pinang, Sultan Thaha Jambi, Sultan Iskandar Muda Banda Aceh, Husein Sastranegara Bandung, Raja Haji Fissabullah Tanjung Pinang, Halim Perdana Kusuma Jakarta.
Direktur Operasional AP II Djoko Murjatmodjo menjelaskan khusus untuk Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada H-7 hingga H+7 tahun ini diperkirakan mencapai 2,72 juta orang atau meningkat sekitar 2 persen dibandingkan dengan realisasi pada periode yang sama tahun lalu 2,66 juta orang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Arus mudik tersibuk diperkirakan terjadi pada H-2 dengan pergerakan penumpang sebanyak 193.754 orang, sementara itu arus balik tersibuk pada H+5 sebanyak 197.701 orang," ujar Djoko dalam konferensi pers di Kempinski Hotel, Senin (6/7).
Guna memperlancar pergerakan arus mudik, AP II akan melakukan pembenahan di berbagai sisi. Dari sisi operasional, AP II sendiri sudah merancang beberapa program seperti mengatur lalu lintas darat di Terminal 1. Nantinya di Terminal 1 jalur 1 dan 2 hanya boleh dilalui oleh bus dan taksi berstiker bandara, sementara untuk jalur mobil pribadi dialihkan lebih jauh ke jalur 3 dan 4.
"Mengapa kita taruh mobil pribadi ke jalur 3 dan 4, karena kita utamakan penggunaan angkutan umum terlebih dahulu bagi penumpang," ujarnya.
Dari segi pelayanan, AP II juga akan melakukan pembenahan dan penertiban para penyedia jasa angkut (porter) yang selama ini dianggap mengganggu penumpang. Director of Airport Services and Facility AP II, Ituk Heraindri mengatakan nantinya para porter akan ditempatkan di lounge tertentu dimana nantinya porter dilarang menghampiri penumpang dan menawarkan jasanya.
"Kalau dulu porter sangat mengganggu penumpang karena mereka menguasai troli barang. Tapi sekarang kita bedakan tugasnya ada yang mengumpulkan troli dan mengangkat barang. Tapi kita orang Indonesia biasa dilayani jadi kalau kita mau menghilangkan porter tidak semerta," ujar Ituk.
Ituk mengatakan nantinya tarif jasa angkut barang juga akan disesuaikan oleh AP II sehingga para porter tidak semena-mena mematok tarif.