Jakarta, CNN Indonesia -- Dua perusahaan minyak asal Amerika Serikat, yaitu Chevron dan Exxon Mobil, mengalami penurunan laba menyusul turunnya harga minyak dan gas dunia.
Chevron mengalami penurunan laba sebesar 90 persen pada kuartal kedua 2015 menjadi US$ 571 juta dibandingkan periode yang sama tahun lalu di mana mereka meraih US% 5,7 miliar.
Sementara Exxon Mobil mengalami penurunan laba 50 persen menjadi US$ 4,2 miliar dari periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 8,8 miliar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kondisi ini membuat kapitalisasi pasar Exxon turun menjadi nomor lima di dunia dikalahkan oleh perusahaan teknologi seperti Apple, Google, atau Microsoft. Padahal, pada 2009 silam, Exxon menjadi perusahaan terbesar pertama di dunia.
Harga minyak dunia telah turun signifikan dalam setahun terakhir. Pada Juni 2014 tercatat US$ 100 per barel dan saat ini turun menjadi di bawah US$ 50 per barel.
Kepada
CNN Money, para ahli memprediksi agak sulit untuk harga minyak dunia naik lagi dalam waktu dekat karena stok minyak melimpah. Juli ini harga minyak dunia berada pada posisi terendah sejak Oktober 2008.
Timur Tengah akan terus memompa produksi minyak dan jika kesepakatan nuklir Iran dan Amerika Serikat terjadi, maka sanksi ekonomi Iran akan dihapus dan mereka bisa kembali menjual minyal di pasar bebas.
Dengan begini pasokan minyak dunia akan terus bertambah karen Iran merupakan negara dengan cadangan minyak dan gas terbesar keempat di dunia. Tetapi dengan pasokan yang banyak pada masa depan diprediksi harga minyak akan terus turun.
(adt)