Semester I, Indocement Baru Kucurkan Capex Rp 1,6 Triliun

CNN Indonesia
Senin, 03 Agu 2015 14:44 WIB
Penggunaan belanja modal senilai Rp 1,6 triliun sendiri baru digunakan untuk membangun pabrik semen perseroan di Citeureup, Jawa Barat.
Direksi PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dalam acara halal bihalal bersama wartawan bisnis dan ekonomi di restoran Kembang Goela, Jakarta, Senin, 3 Agustus 2015. (CNN Indonesia/Giras Pasopati)
Jakarta, CNN Indonesia -- Manajemen PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk melansir telah menguncurkan belanja modal (capital expenditure/capex) senilai Rp 1,6 triliun di sepanjang paruh pertama 2015. Dengan adanya penggunaan dana tersebut, realisasi serapan capex perusahaan bertiker INTP itu baru berkisar 45,7 persen dari hasil revisi capex tahun ini yang diproyeksikan hanya mencapai Rp 3,5 triliun.

“Hingga semester I tahun ini belanja modal yang dikeluarkan sudah Rp 1,6 triliun. Sebesar Rp 1,1 triliun (diantaranya) digunakan untuk pembangunan pabrik di Citeureup dengan kapasitas 4,4 juta ton per tahun tersebut,” Direktur Utama Indocement Christian Kartawijaya di Jakarta, Senin (3/8).

Meski urung sesuai target, Christian bilang dirinya optimistis serapan capex perusahaan tahun ini akan membaik seiring dengan meningkatkan permintaan semen di pasar domestik pada semester II. Selain proyek yang diusung swasta, katanya bakal optimalnya penyerapan Capex juga tak lepas dari dimulainya proyek-proyek infrastruktur yang digalakkan pemerintahan Jokowi. Berangkat dari hal tersebut, jajarannya pun bakal berfokus pada penyelesaian pabrik dengan kapasitas 4,4 juta ton per tahun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Untuk mengantisipasi permintaan domestik yang kuat dan dapat lebih bersaing dengan biaya produksi yang lebih efisien, perseroan saat ini dalam tahap penyelesaian pembangunan pabrik semen terintegrasi di Citeureup. Diharapkan, pabrik selesai pada akhir 2015,” jelasnya.

Selain berfokus pada penyelesaian pabrik semen di Citereup, Christian mengatakan perseroan juga akan meneruskan studi kelayakan terhadap proses awal pembangunan dua pabrik dengan kapasitas produksi masing-masing 2, juta ton per tahun. Disamping Indocement juga akan menyelesaikan mekanisme perijinan yang dibutuhkan untuk membangun dua pabrik semen barunya (green field).

“Satu pabrik di Jawa Tengah dan yang lainnya di Sumatera Utara,” kata Christian.

Penjualan melambat

Seiring dengan masih sepinya proyek infrastruktur di Indonesia, Corporate Secretary Indocement, Pigo Pramusakti mengatakan volume penjualan Indocement di pasar domestik hingga semester I 2015 baru berkisar 8,2 juta ton. Jika dibandingkan dengan realisasi penjualan pada periode yang sama tahun lalu di angka 9 juta ton, itu artinya volume penjualan semen perseroan turun sebesar 8,1 persen.

“Penurunan ini sejalan dengan permintaan semen nasional yang juga turun 4 persen, sehingga pangsa pasar menurun dari 30,5 persen di semester I 2014 menjadi 29,1 persen pada paruh pertama 2015,” jelas Pigo.

Meski penjualan semen domestik melambat, kata Pigo volume penjualan semen dan clinker perseroan untuk pasar ekspor diketahui meningkat sebesar 72,5 persen. Ini ditandai dengan angka penjualan semen Indocement yang pada semester I 2015 kemarin telah mencapai 73,2 ton dari capaian penjualan semester I 2014 di angka 42,4 ribu ton.

Walau begitu, ia tak berkilah bahwa secara total angka penjualan semen perseroan tetap menunjukkan tren pelemahan.

“Total volume penjualan perseroan pada semester I 2015 menurun 7,7 persen menjadi 8,3 juta ton, dari 9 juta ton pada paruh pertama 2014,” jelas Pigo.

Dengan adanya capaian tersebut, praktis membuat pendapatan bersih Indocement menurun 6,6 persen menjadi Rp 8,87 triliun pada semester I tahun ini. Padahal di capaian periode yang sama tahun lalu, pendapatan perseroan menembus angka Rp 9,49 triliun.

Menanggapi kinerja perseroan di kuartal I 2015, analis Mandiri Sekuritas, Yudha Gautama menyatakan laba bersih Indocement sebesar Rp2,3 triliun di semester I 2015 tersebut telah mewakili 45 persen dari target laba bersih konsensus sepanjang tahun ini.

“Saat ini Indocement tetap menjadi pilihan kami karena cadangan kas yang besar dan dividen yield yang menarik,” ujar Yudha dalam riset yang dikutip Senin (3/8).
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER