Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli menyiapkan tujuh langkah guna menekan masa tunggu bongkar muat (
dweling time) di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Pembenahan meliputi perbaikan arus barang, sistem teknologi informasi, sampai memberantas banyak mafia yang selama ini ‘bermain’ di sana.
“Saya dan tim sudah mempelajari masalah yang terjadi di Pelabuhan Tanjung Priok. Masalahnya memang cukup rumit. Terlalu banyak pihak yang berkepentingan. Insya Allah pekan depan kami mulai benahi. Tanjung Priok bisa kita benahi hingga menjadi pelabuhan internasional yang efisien dan berdaya saing tinggi,” kata Rizal dalam keterangan tertulis yang diterima CNN Indonesia, dikutip Selasa (25/8).
Langkah pertama adalah memperbanyak jalur hijau bagi barang-barang ekspor impor yang telah memenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku. Sedangkan jalur merah bagi barang yang dicurigai bermasalah, akan ditekan sampai pada tingkat paling minimal. Untuk itu,kementeriannya akan menjalin koordinasi dengan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Kementerian Keuangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua, meningkatkan biaya denda bagi kontainer yang telah melewati masa simpan di pelabuhan. Selama ini tarif denda yang berlaku sangat rendah, yaitu hanya Rp 27.500 per hari per kontainer 20
feet.
“Akibatnya, sebagian pengusaha lebih suka ‘menyimpan’ barangnya di pelabuhan daripada membayar sewa gudang di luar pelabuhan yang jauh lebih mahal,” ujarnya.
Selanjutnya, Rizal akan membangun jalur rel kereta api sampai ke lokasi
loading dan
uploading peti kemas. Di negara-negara maju, akses jalur rel kereta api memang sampai ke pelabuhan. Menurut Rizal, dengan akses kereta api ke pelabuhanarus barang akan lebih cepat dan murah serta mengurangi beban jalan dan kemacetan lalu lintas.
Rizal menyadari rencana pembangunan rel kereta api tersebut akan berbenturan dengan banyak pihak yang selama ini mengambil keuntungan. Tapi untuk kepentingan yang lebih besar, dia bertekad merealisasikan rencana ini. Sebab kalau kondisi sekarang dibiarkan berlanjut, maka Tanjung Priok akan terus didera persoalan yang sama dengan keruwetan dan kerumitan yang makin ekskalatif.
Keempat, meningkatkan sistem teknologi informasi dalam pengelolaan terminal peti kemas. Dengan begitu, pengusaha dapat dengan mudah mengetahui posisi peti kemas secara detil dan akurat. Data ini sangat membantu dalam proses penanganan dan relokasi peti kemas dengan cepat dan murah.
Kelima, Rizal akan menambah kapasitas
crane di Pelabuhan Tanjung Priok. Jumlah yang ada saat ini sudah tidak memadai, sehingga kurang memberi daya dukung.
Hadapi MafiaBerikutnya, peraturan dan perizinan yang berlaku di pelabuhan juga akan disederhanakan. Untuk itu, Rizal Ramli akan menjalin koordinasi dengan pihak-pihak terkait, seperti Kementerian Perdagangan, PT Pelindo II, Kementerian Pertanian, Badan Karantina, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Kepolisian, TNI Angkatan Laut, dan lainnya.
“Yang tidak kalah pentingnya, kami juga akan memberantas mafia yang selama ini ‘bermain’ di pelabuhan. Mereka inilah yang secara langsung maupun tidak langsung telah membuat Tanjung Priok menjadi pelabuhan yang lamban, tidak efisien, dan berbiaya tinggi,” ungkap Rizal.
Dia juga menyatakan tidak gentar jika harus berhadapan dengan
backing para mafia tersebut.
“Saya sadar betul risikonya pasti ada. Saya siap menghadapi siapa pun mereka. Itulah sebabnya saya menggandeng KSAL bahkan Panglima TNI untuk memberantas para mafia,” ujarnya.
(gen)