Pakar Transportasi Nilai Kereta Cepat Tak Bermanfaat

Diemas Kresna Duta | CNN Indonesia
Kamis, 03 Sep 2015 19:45 WIB
BUMN yang akan diminta mengerjakan proyek tersebut dengan konsep B to B dinilai tetap akan membutuhkan suntikan modal dari APBN dan memberatkan kas negara.
Interior kereta cepat China, CRH (China Railway Highspeed). (CNN Indonesia/Anggi Kusumadewi).
Jakarta, CNN Indonesia -- Belum juga pemerintah memutuskan pemenang beauty contest proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, desakan untuk membatalkan proyek tersebut kian deras bergulir.

Selain bakal memperlebar jurang ketersediaan infrastruktur di Indonesia, adanya proyek kereta cepat yang tengah diperebutkan China dan Jepang itu diyakini akan membebani keuangan negara.

"Kalau konsep kerjasama (yang ditawarkan) Jepang jelas-jelas akan menggunakan skema utang. Sementara kalau yang ditawarkan China, ujung-ujungnya BUMN yang akan digandeng juga akan meminta pendanaannya dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Jadi tetap saja, proyek ini akan menjadi beban negara," ujar Darmaningtyas, Direktur Institut Studi Transportasi di Jakarta, Kamis (3/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti yang diketahui, untuk merealisasikan proyek kereta cepatnya di Indonesia pemerintah China menyodorkan proposal dengan nilai investasi mencapai US$ 5,5 miliar. Di mana rinciannya 60 persen berasal dari modal bersama antara konsorsium BUMN lokal dan 40 persen sisanya ditanggung China Railway Corporation.

Sedangkan untuk proposal yang ditawarkan pemerintah Jepang, proyek tersebut ditaksir menelan investasi mencapai US$ 6,2 miliar, dengan komposisi pendanaan 75 persen dari Japan Railways Group, sementara 25 persen dari modal pemerintah.

Selain permasalahan terkait investasi dan modal kerjaa, lanjut Darmaningtyas hal yang juga menjadi sorotannya terhadap proyek super mahal ini ialah penyerapan tenaga kerja nasional.

Ia meyakini, jika sampai akhirnya China memenangkan proyek tersebut maka pemerintah negeri tirai bambu itu akan memboyong warganya ke Indonesia.

"Dan ini adalah kerugian ganda buat kita. Belum lagi soal biaya karcisnya yang mahal. Apakah penumpang yang sebelumnya menggunakan jalur darat mau membayar hingga Rp 200 ribu jika rutenya hanya Jakarta-Bandung," tegasnya. (gen)
TOPIK TERKAIT
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER