Dirut BEI Berharap BI Rate Diturunkan

Immanuel Giras Pasopati | CNN Indonesia
Minggu, 20 Sep 2015 03:11 WIB
Bursa Efek Indonesia berharap Bank Indonesia menurunkan BI rate untuk mendorong roda perekonomian dan berimbas ke perbaikan pasar modal.
Ilustrasi (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bursa Efek Indonesia berharap pemerintah melalui Bank Indonesia menurunkan tingkat suku bunga acuan (BI rate) untuk mendorong roda perekonomian dan berimbas ke perbaikan pasar modal.

“BI rate saya sih inginnya turun. Saya minta turun, supaya buat pasar modal bagus, dan investasi bagus,” ujar Direktur Utama Bursa Efek Indonesia, Tito Sulistyo di Pacific Place, Jumat lalu.

Tito menilai, jarak atau spread antara target inflasi dan besaran BI rate saat ini besar. Nyatanya, kata Tito, dengan BI rate di level 7,5 saat ini, rupiah juga tidak mampu menguat secara signifikan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Saya ingin BI rate turun. Karena apa, inflasi 4 persen, BI rate 7,5, bedanya terlalu tebal kalau 3,5 persen. Spread-nya kalau bisa 2 persen bagus, AS saja negatif. Faktor kurs enggak cuma dari BI rate kok. Karena banyak yang lainnya,” ujar Tito.

Selain itu, Tito menjelaskan, saat ini yang dibutuhkan adalah peran pemerintah dalam mendorong laju roda ekonomi dalam negeri. Ia berharap belanja pemerintah saat ini bisa segera digenjot setelah sempat tertahan di awal tahun.

“Kemarin kata Pak Bambang Brodjonegoro (Menteri Keuangan) belanja udah 56 persen. Kalau dia bilang tahun ini bisa sampai 94-96 persen maka bagus. Lalu jika Pilkada juga jalan dengan bagus, kuartal III akan bagus. Menurut saya pasar modal akan bagus. Kalau Oktober ada FOMC lagi, gue merasa dampaknya udah,” jelasnya.

Seperti diketahui, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) tetap mempertahankan suku bunga acuan BI Rate di angka 7,5 persen. Selain itu, BI juga mempertahankan suku bunga fasilitas kredit (lending facility) tetap 8 persen dan suku bunga deposito tetap di angka 5,5 persen.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara mengatakan bahwa inflasi Agustus yang menurun, membuat inflasi tetap terkendali. Tercatat, inflasi Agustus berada di angka 0,39 persen month-to-month, atau lebih rendah dibanding angka bulan Juli 0,93 persen.

"Berdasarkan perkembangan inflasi sampai bulan Juli, BI memandang bahwa target inflasi 4 plus minus 1 persen pada 2015 dapat berjalan dengan koordinasi kebijakan pengendalian inflasi di tingkat pusat dan daerah," ujar Tirta di Jakarta, Kamis (17/8).

Angka inflasi sebesar 0,39 persen diakui BI merupakan angka inflasi bulanan yang sesuai dengan ekspektasi BI sebelumnya. BI mengklaim, pihaknya berhasil menjaga inflasi volatile food dengan besaran 0,95 persen month-to-month, lebih kecil dari angka sebelumnya sebesar 2,3 persen namun angka year-on-year berada di angka 9,65 persen.

"Selain itu kami melihat inflasi inti yang juga tercatat cukup rendah dibanding pola historisnya, yaitu sebesar 0,52 persen month-to-month yang didukung oleh ekspektasi inflasi yang terkendali dan kegiatan ekonomi domestik yang melambat," tambah Tirta.

Ekonom Mandiri Sekuritas, Aldian Taloputra mengatakan, meskipun defisit neraca berjalan (CAD) diprediksi turun dibandingkan dengan ekspektasi dan inflasi akan sejalan dengan target BI, kami menilai bank sentral akan menjaga BI rate di 7,5 persen hingga akhir 2015.

“Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, suku bunga yang tidak berubah adalah bagian dari usaha untuk menjaga stabilitas rupiah,” jelasnya dalam riset.

Ia menilai ruang kesempatan adanya pemangkasan suku bunga akan terbuka tahun depan setelah adanya kepastian masa depan tidak hanya pada masalah kenaikan Fed Fund rate tetapi juga percepatan kenaikannya serta depresiasi nilai tukar China. (gir/ded)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER