Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengatakan telah terjadi pertumbuhan kredit secara
month to month pada Agustus lalu. Dewan Gubernur BI meramal kredit bertumbuh sebesar 10,9 persen sepanjang Agustus, atau lebih besar 0,12 kali dibandingkan Juli yang mencapai 9,7 persen.
Agus menilai hal ini merupakan salah satu indikator perbaikan ekonomi yang dialami Indonesia. Bahkan, ia optimistis pertumbuhan kredit bisa mencapai target tahun ini yaitu sebesar 11 hingga 13 persen.
"Rapat Dewan Gubernur kemarin memperkirakan pertumbuhan kredit Agustus di angka 10,9 persen. Kalau misalkan pertumbuhan kredit lebih dari 10 persen, maka artinya ada tanda perekonomian yang lebih baik," jelas Agus saat ditemui di Gedung Bank Indonesia, Jumat (18/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Padahal sebelumnya, BI sempat pesimistis akan pertumbuhan kredit sampai-sampai harus merevisi target dari 13 hingga 15 persen menjadi 11 hingga 13 persen. Angka itu muncul setelah adanya pertumbuhan kredit yang melambat dari 12,5 persen pada semester I tahun lalu ke angka 10,4 persen pada periode yang sama tahun ini.
DPK Tumbuh 14,6 Persen
Selain pertumbuhan kredit, instansinya juga mencatat terjadinya pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) dari angka 12,7 persen
year on year (yoy) sepanjang Juni ke angka 14,6 persen pada bulan berikutnya. Ia mengatakan, adanya perbaikan indikator perbankan ini melengkapi beberapa perbaikan ekonomi di sektor lainnya.
"Pertumbuhan kredit ini juga melengkapi beberapa kondisi ekonomi yang kini tengah mengalami perbaikan seperti peningkatan impor belanja modal, dan belanja semen," kata Agus.
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya impor non migas sebesar US$ 10,61 miliar pada bulan Agustus lalu yang didominasi oleh golongan mesin dan peralatan mekanik sebesar US$ 409 juta, atau 26 persen dari impor. Di samping itu, data Asosiasi Semen Indonesia (ASI) juga menunjukkan bahwa konsumsi semen pada bulan lalu meningkat 17,1 persen menjadi 5,17 juta ton dari angka bulan sebelumnya yang sebesar 12,34 juta ton.
“Kami melihat bahwa semua ini adalah sinyal baik. Maka dari itu, kami juga harapkan ada pencairan anggaran pemerintah pusat dan daerah yang dilakukan dengan baik agar pembangunan infrastruktur berjalan. Jika sudah seperti itu, maka kami akan melihat pertumbuhan ekonomi yang lebih baik," jelas Agus.
Sebagai informasi, pertumbuhan ekonomi Indonesia sempat melemah dari angka 4,71 persen di kuartal I 2015 ke angka 4,67 persen di tiga bulan berikutnya. BI sendiri memperkirakan pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 4,7 hingga 5,1 persen hingga akhir 2015.
(gen)