Hanggar 4 Beroperasi, Garuda Tuntut GMF AeroAsia Setor Lebih

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Senin, 28 Sep 2015 14:50 WIB
Direktur Utama Garuda Indonesia Arif Wibowo meminta manajemen GMF AeroAsia bisa memberikan tambahan pendapatan US$ 68 juta dalam tiga tahun ke depan.
Hangar 4 milik GMF Aero Asia, di Tangerang, Senin (28/9). (CNN Indonesia/Galih Gumelar).
Tangerang, CNN Indonesia -- Perusahaan penerbangan pelat merah, PT Garuda Indonesia Tbk berharap bisa memperoleh tambahan pendapatan dari PT Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia setelah anak usahanya di bidang perawatan dan perbaikan pesawat tersebut mulai mengoperasikan hanggar 4 di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng. Garuda menuntut GMF bisa memberi tambahan pendapatan US$ 68 juta dalam tiga tahun ke depan.

Direktur Utama Garuda Indonesia Arif Wibowo menjelaskan hanggar 4 dibangun untuk mengerjakan perawatan pesawat khusus narrow body dengan kapasitas 16 unit pesawat. Oleh karena itu pendapatan dari jasa perawatan pesawat narrow body diharapkan bisa meningkat dari US$ 57 juta pada tahun lalu ke angka US$ 143 juta, atau 151 persen.

"Kami yakin bisa mendapatkan angka itu karena hanggar 4 GMF ini adalah hanggar pesawat narrow body terbesar di dunia. Selain itu, kami juga melihat bahwa perawatan pesawat narrow body akan menguasai pasar perawatan pesawat pada lima tahun ke depan," ujar Arif di Jakarta, Senin (28/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peningkatan pendapatan tersebut menurut Arif bisa dikejar dengan catatan GMF mampu meningkatkan volume pekerjaan pesawat narrow body dari 209 pekerjaan pada 2016 menjadi 313 pekerjaan pada 2018 nanti.

"Kami harap hanggar 4 bisa berkapasitas penuh 16 slot pesawat di tahun 2018. Selain itu, pertumbuhan pendapatan dari perawatan pesawat narrow body juga diharapkan bertambah seiring dengan meningkatnya kapasitas di hanggar 4," jelasnya.

Sebagai informasi hanggar 4 GMF dibangun di atas lahan seluas 67,02 ribu meter persegi, di mana 95,5 persen diantaranya digunakan untuk area produksi. Garuda telah menghabiskan pinjaman Rp 500 miliar yang diperolehnya dari PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) untuk menggarap hanggar tersebut dengan bantuan PT Wijaya Karya Tbk.

Melengkapi ucapan Arif, Direktur Utama GMF AeroAsia Richard Budihadianto mengatakan bahwa pembangunan hanggar 4 ini sejalan dengan keinginan perusahaan untuk bisa membukukan pendapatan sebesar US$ 1 miliar pada 2020. Dengan target pendapatan perusahaan pada 2015 sebesar US$ 300 juta, setidaknya perusahaan harus menambah pendapatan usaha US$ 140 juta per tahun untuk mencapai target.

Kinerja Semester I

Lebih lanjut, Richard yakin bisa mencapai target pendapatan tahun ini karena sudah membukukan pendapatan US$ 199 juta pada semester I 2015. Untuk tahun depan, rencananya perusahaan akan menargetkan pendapatan sebesar US$ 390 juta, atau meningkat 30 persen dari tahun ini, dan dia yakin target itu juga bisa tercapai.

“Pelanggan kami banyak, dari 59 negara di lima benua. Dengan adanya hal itu, kami harapkan nanti di 2020 bisa masuk tiga besar di Asia Tenggara dari segi nilai pendapatan," jelas Richard.

Melihat dari laporan keuangan Garuda Indonesia, GMF AeroAsia juga telah melakukan perjanjian jangka panjang untuk pemeliharaan dan perbaikan pesawat dengan PT Sriwijaya Air, Hellenic Imperial Airways, Yemen Airways, International Air Parts Pty Ltd, Gatewick Aviation Service, dan Southern Air.

Sedangkan pendapatan Garuda Indonesia secara total pada semester I tahun ini Sebesar US$ 1,84 miliar di periode yang sama tahun ini. Angka ini naik tipis 5,14 persen dari angka tahun lalu sebesar US$ 1,75 miliar. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER