Terlilit Utang, Perusahaan Tambang Bakrie BUMI Hemat Belanja

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Jumat, 02 Okt 2015 19:03 WIB
Bumi Resources menunggu keputusan para kreditur atas pengajuan proposal restrukturisasi utang perseroan sebesar US$1,37 miliar dari total utang US$3,98 miliar.
Pengunjung melintasi pergerakan saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang terpampang dalam layar di Bursa Efek Indonesia Jakarta, Kamis (4/12). (Antara Foto/Wahyu Putro A)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan tambang batubara milik Grup Bakrie, PT Bumi Resources Tbk hingga tahun depan masih akan sibuk melakukan restruksturisasi utang yang nilainya mencapai US$3,98 miliar. Hal ini membuat perseroan terpaksa mengurangi ekspansi dengan memangkas belanja modal, baik pada tahun ini maupun pada tahun depan.

Direktur Keuangan Bumi Resources, Andrew Beckham menjelaskan alasan perusahaan menahan ekspansi pada tahun ini karena fokus perseroan tersitas untuk merestrukturisasi utang yang menumpuk.

“Tahun ini hanya akan kita gunakan sekitar US$50 juta sampai US$100 juta, hanya untuk maintenance dan operasional saja. Tidak ada ekspansi,” ujarnya di Jakarta, Jumat (2/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengakui, Bumi sengaja berhemat dengan memangkas anggaran belanja yang tidak begitu penting guna memastikan arus kas tetap lancar.

“Kita memangkas semuanya yang tidak penting. Intinya kita fokus ke restrukturisasi utang,” jelasnya

Andrew mengatakan strategi yang sama kemungkinan masih akan dilakukan perseroan pada tahun depan. Menurutnya, Bumi  masih akan melihat kondisi harga batubara dunia sebagai acuan perseroan merancang ekspansi.

“Tergantung bagaimana harga batubara nantinya. Jika sama saja, maka mungkin akan tetap di angka US$50 juta sampai US$100 juta pada tahun depan,” jelasnya.

Sampai saat ini manajemen Bumi Resources masih menunggu keputusan para kreditur atas pengajuan proposal restrukturisasi utang perseroan yang nilainya mencapai US$1,37 miliar.

Sekretaris Perusahaan Bumi Resources, Dileep Srivastava mengatakan tujuan manajemen tidak berubah yaitu tetap konsisten untuk mencari cara menghadapi pelemahan harga batubara yang di luar kendali manajemen. Dileep menyatakan perseroan bakal menurunkan utang ke tingkat yang berkelanjutan untuk menghindari risiko default (gagal bayar).

Dileep merinci, utang berbunga perseroan saat ini sekitar US$3,98 miliar. Opsi yang ditawarkan manajemen adalah, pertama tetap dipertahankan US$1,2 miliar sebagai utang. Kedua, utang China Investment Corporation (CIC) dikonversi menjadi saham BUMI dan ekuitas tidak tercatat.

“Ketiga, menjamin peminjam dengan menawarkan proposal utang ditukar ekuitas berdasarkan kesepakatan valuasi. Keempat, convertible bond (CB) akan dikonversi menjadi obligasi wajib konversi. CB juga akan dikonversi menjadi ekuitas pada akhir tahun ke lima,” ungkapnya.

Sebelumnya, Bumi mendapatkan perpanjangan tempo penangguhan utang selama lima bulan oleh Pengadilan Singapura. Adapun perpanjangan tempo tersebut diputuskan mulai Kamis, 21 Mei 2015 dan berakhir pada 24 Oktober 2015 mendatang.

Lebih rinci, tiga anak usaha perseroan yang memiliki utang adalah: Bumi Capital Pte Ltd melalui Surat Berharga Bergaransi Senior (Guaranteed Senior Secured Notes) senilai US4 300 juta dengan bunga 12 persen; Bumi Investment Pte Ltd selaku penerbit Surat Berharga Bergaransi Senior (Guaranteed Senior Secured Notes) senilai US$ 700 juta dengan bunga 10,75 persen; dan Enercoal Resources Pte Ltd melalui Obligasi Konversi Bergaransi (Guaranteed Convertible Bonds) senilai US$ 375 juta berkupon 9,25 persen. (ags)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER