Jakarta, CNN Indonesia -- PT Wika Beton Tbk tengah membidik kontrak-kontrak besar guna meningkatkan pendapatan dua kali lipat pada tahun depan. Apabila pada tahun ini perusahaan menargetkan pendapatan Rp 2,6 triliun, maka tahun depan diharapkan nilainya meningkat menjadi Rp 5,2 triliun.
Direktur Keuangan Wika Beton, Entus Asnawi Mukhson mengatakan beberapa kontrak penyediaan beton yang dilakukan perusahaan sebagian besar dilakukan secara tahun jamak (multiyears) sehingga penjualan selalu terjadi di peralihan tahun. Apalagi, lanjutnya, pada tahun depan perusahaan masih menyediakan pengadaan beton bagi proyek Light Rail Transit (LRT) dan mengincar proyek High Speed Railways (HSR) atau kereta cepat Jakarta - Bandung.
"Permintaan kita kan tergantung order, dan kami mengincar permintaan tinggi dari proyek LRT milik PT Adhi Karya dan HSR dengan kontraktor PT Wijaya Karya (Wika). Apalagi kami juga optimis belanja pemerintah bisa meningkat pada tahun depan," jelas Entus di Jakarta, Selasa (10/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Khusus untuk kereta cepat, Entus mengatakan, keputusan penyediaan beton tergantung oleh kontraktor. Sampai saat ini, katanya, masih belum ada kejelasan apakah akan menggunakan jasa anak usaha Wika Beton atau tidak.
Dia melanjutkan, kontribusi proyek kereta cepat bisa sangat besar kepada pendapatan, di mana nilai penjualan beton bisa mencapai Rp 9 hingga Rp 10 triliun selama tiga tahun masa pengerjaan proyek.
"Tapi itu pun kalau kita kerjakan semua pekerjaan beton mulai dari tiang pancang, peer, dan lain-lain. Semua tergantung kontraktor apakah mau memakai jasa kita semua atau sebagian, tapi harapannya sih semua pengerjaan beton kita yang lakukan," jelasnya.
Entus Asnawi menambahkan, Wika akan tetap fokus pada proyek yang tengah berjalan seperti proyek Mass Rapid Transportation (MRT). Pada September lalu, Wika Beton melalui anak usaha PT Wijaya Karya Komponen Beton (Wika Kobe) telah menyediakan 5.400 beton senilai Rp 190 miliar hingga tahun depan.
"Tetap kami juga akan fokus di proyek-proyek yang tengah kami kerjakan sekarang termasuk MRT dan beberapa PLTU. Yang terakhir di Pangkalan Susu, sementara proyek PLTU Teluk Naga, Cilacap, dan Tanjung Jati mungkin akan rampung akhir tahun ini," tuturnya.
Wika juga berencana meningkatkan produksi dengan menggelontorkan belanja modal (capex) sebesar Rp 528 miliar yang akan digunakan untuk pengembangan usaha dan menambah cetakan-cetakan baru. Pendanaan belanja modal tersebut rencananya akan menggunakan dana sisa penerbitan saham perdana (Initial Public Offering/IPO) sebesar Rp 250 miliar dan menggunakan pendanaan eksternal untuk sisanya.
"Kami pertimbangkan dua opsi tambahan pendanaan yaitu bisa menerbitkan surat utang atau pembiayaan perbankan. Kita lihat mana yang bisa memberikan bunga yang paling kompetitif, itu lah yang kita pilih. Kalau pun jadi menggunakan pinjaman perbankan, kita sudah ada bank yang siap," tuturnya.
Sampai kuartal III 2015, Wika Beton membukukan penjualan sebesar Rp 1,55 triliun atau mencapai 59,6 persen dari target pendapatan tahun ini Rp 2,6 triliun.
Sejauh ini, ketiga pembeli utama beton milik perusahaan adalah Wika (10 persen), PT Oki Pulp and Paper Mills (8 persen), dan PT Energi Sejahtera Mas (8 persen). Mayoritas penggunaan beton perusahaan diperuntukkan bagi pembangunan infrastruktur dengan proporsi 44 persen.
(ags)