Kontraktor Migas Setor PNBP US$13 Miliar ke Pemerintah

Diemas Kresna Duta | CNN Indonesia
Senin, 30 Nov 2015 18:44 WIB
Realisasi PNBP migas itu baru 88 persen dari target US$14,99 miliar di Anggaran Pendapatan dan belanja Negara Perubahan (APBNP) 2015.
Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi di Kantor Presiden, Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (3/7). (Resty Armenia/CNN Indonesia)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) minyak dan gas hingga 27 November 2015 telah menyetor US$13,22 miliar ke pemerintah dalam bentuk penerimaan negara bukan pajak (PNBP) atau setara dengan Rp182,2 triliun (kurs Rp13.804/US$). Realisasi PNBP migas itu baru 88 persen dari target US$14,99 miliar di Anggaran Pendapatan dan belanja Negara Perubahan (APBNP) 2015.

Amien Sunaryadi, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menjelaskan, rendahnya PNBP migas tersebut selaras dengan tren penutunan harga minyak dan tak tercapainya target produksi migas nasional.

"US$ 13,22 miliar itu equal dengan 88,2 persen dari target. Jadi (PNBP) tahun ini memang tidak bagus," jelas Amien di Gedung DPR, Jakarta, Senin (30/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan data SKK Migas, rerata harga minyak mentah Indonesia (ICP) higga 27 November 2015 berkisar US$ 51,3 per barel, sedangkan untuk harga gas bumi rata-rata US$ 7,24 mmbtu.

Sementara itu, rata-rata produksi (lifting) minyak mentah nasional sampai dengan akhir November baru 777 ribu barel per hari (Bph) atau sekitar 94 persen dari target 825 ribu Bph di APBNP 2015.

Demikian pula dengan produksi gas bumi, realisasinya baru 6.597 juta kaki kubik per hari (MMSCFD), lebih rendah dari target 6.835 MMSCFD.

"Dari sisi lifting itu karena tertundanya on stream (kapasitas penuh) Banyu Urip, Cepu. Sementara dari penerimaan migasnya, dari nilai dolarnya itu karena lifting kecil, berarti penerimanaan kecil kan," kata Amien.

Melihat kondisi tersebut, Mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu memperkirakan produksi minyak Indonesia pada tahun depan hanya akan menyentuh rata-rata 823 ribu Bph.

"Tapi ini belum final karena proses WPNB (Work Program and Budgeting) baru selesai Jumat ini. Setelah itu baru ketahuan prediksi lifting yang akurat," jelasnya. (ags)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER