Penjualan Rokok Diperkirakan Stabil Sepanjang Pilkada

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Selasa, 08 Des 2015 12:09 WIB
Sepanjang November saat masa kampanye dimulai, Gappri mencatat tidak ada pergerakan signifikan dalam produksi rokok.
Sepanjang November saat masa kampanye dimulai, Gappri mencatat tidak ada pergerakan signifikan dalam produksi rokok. (ANTARA FOTO/Umarul Faruq).
Jakarta, CNN Indonesia -- Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok Indonesia (Gappri) tak yakin pelaksanaan pencoblosan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) esok bisa membuat konsumsi rokok meningkat. Pasalnya sepanjang November saat masa kampanye dimulai, Gappri mencatat tidak ada pergerakan signifikan dalam produksi rokok.

Sekretaris Jenderal Gappri Hasan Aoni Aziz mengatakan kalau biasanya peningkatan permintaan rokok selalu sejalan dengan pergerakan produksinya. Tapi data terakhir yang dimiliki asosiasi tak menunjukkan hal demikian.

"Saya lupa datanya, tapi produksi November itu tidak begitu signifikan. Kami prediksi hingga pelaksanaan Pilkada serentak tak akan ada lonjakan permintaan yang berarti," jelas Hasan melalui sambungan telepon, Selasa (8/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menambahkan, penyebab utamanya adalah pelaksanaan Pilkada serentak yang ternyata tidak diikuti oleh seluruh kabupaten/provinsi. Akibatnya permintaan rokok diperkirakan tetap sama. Kondisi tersebut berbeda jika dibandingkan dengan saat pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) di tingkat nasional.

Sebagai informasi, Pilkada serentak tahun ini diikuti oleh 265 daerah tingkat I dan II, yang terdiri dari 21 pasangan calon pemilihan gubernur dan wakil gubernur, 714 pasangan calon pemilihan bupati dan wakil bupati, dan 117 pasangan wali kota dan wakil wali kota.

"Memang barang-barang kebutuhan kampanye seperti rokok, kopi, teh dan lainnya itu biasanya melonjak mendekati Pemilu, tapi itu kan konteksnya nasional. Kalau kali ini kan hanya diikuti beberapa daerah saja," ujarnya.

Kendati demikian, Hasan menyebut prediksinya belum tentu tepat. Ia mengatakan data penjualan rokok November-Desember baru bisa terlihat pada Januari 2016.

"Nanti kita lihat data penjualannya berapa, tapi sejauh ini dari Januari hingga Oktober produksi kita mengalami penurunan 4,8 persen dibanding periode yang sama tahun lalu," jelas Hasan.

Padahal sebelumnya, Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Heru Pambudi yakin kalau penerimaan cukai rokok Desember akan meningkat akibat Pilkada serentak dan juga implementasi Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 20 tahun 2015. Bahkan, ia memprediksi pengumpulan cukai rokok di penghujung tahun bisa tiga kali lipat dibanding bulan-bulan sebelumnya.

"Memang sampai November penerimaan kita masih di angka 71 hingga 72 persen, tapi Desember ini akan ada kontribusi besar dari rokok. Hal itu disebabkan oleh adanya PMK baru yang mengatur hal ini dan juga Pilkada serentak," ujar Heru pekan lalu. (gen)
TOPIK TERKAIT
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER