Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardjojo mewaspadai risiko terburuk yang mungkin timbul dari kenaikan suku bunga acuan The Federal Reserve, yang diyakini akan berlangsung bertahap hingga 2017.
Setelah bertahan hampir 0 persen seama satu dekade, Agus memperkirakan suku bunga The Fed akan bergerak naik mendekati 1,125 persen pada akhir tahun depan, sebelum menembus level 2,625 persen pada penghujung 2017.
"Ini perlu diwaspadai karena ada kecenderungan dolar yang terus menguat. Karena ekonomi AS setelah tujuh tahun melakukan upaya perbaikan kelihatannya sekarang dalam kondisi yang membaik," ujar Agus di Gedung BI, Jakarta, Senin (14/12).
Untuk itu, lanjut Agus, BI mengantisipasi risiko pelemahan rupiah menjelang rapat Federal Open Market Committee (FOMC) yang akan dipimpin Janet Yellen itu pada 15-16 Desember 2015.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mantan Menteri keuangan itu menuturkan, rupiah telah mengalami volatilitas cukup berat sepanjang tahun ini, meskipun The Fed belum menaikkan suku bunganya. BI Mencatat, sejak Januari 2015 hingga saat ini rupiah telah melemah sekitar 12 persen.
Kendati demikian, Agus menilai pelemahan rupiah masih jauh lebih baik jika dibandingkan dengan mata uang Malaysia yang melemah 21 persen, Brasil minus 42 persen, dan Turki negatif 24 persen.
"Jadi negara berkembang memang banyak tekanan ke mata uangnya. Namun Rupiah terjaga di 12 persen karena adanya koordinasi kebijakan BI dengan pemerintah yang terjaga," jelasnya.
Sebelumnya, Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan ketidakpastian keuangan global di tengah perlambatan ekonomi China dan menjelang kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika (The Federal reserve) membuat BI berhati-hati mengambil kebijakan moneter.
"Saya sudah komunikasikan dua bulan lalu kalau mempertimbangkan inflasi akan turun,
current acount deficit (defisit transaksi berjalan) akan terkendali, saya katakan bahwa ada ruang pelonggaran moneter. Cuma masalahnya kita harus menimbang faktor eksternal. Itu yang sulit diprediksi," ujarnya di Nusa Dua, Bali, Jumat (12/12).
(ags)