Jakarta, CNN Indonesia -- James R. Moffett menduduki kursi Chairman of the Board Freeport McMoRan Inc sejak 2003 sebelum dilengserkan Dewan Direksi kemarin (28/12). Selama 12 tahun dipimpin Moffett, saham Freeport bergejolak mengikuti pergerakan harga komoditas yang menjadi andalan penjualan perusahaan tambang asal Amerika tersebut.
Di awal kepemimpinan Moffett, harga saham Freeport yang tercatat di Bursa Efek New York dengan kode FCX berada di angka penutupan US$9,32 per saham.
Rekor harga saham tertinggi terjadi pada 1 Desember 2010, ketika itu saham FCX di tutup pada harga US$59,65 per saham.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara rekor harga saham terendah di bawah rezim Moffett terjadi 17 Desember 2015, yaitu di level US$6,12 per saham. Berselang satu hari setelah Setya Novanto mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Setya sebelumnya terlibat skandal Papa Minta Saham dengan menggelar pertemuan rahasia dengan Presiden Direktur Freeport Indonesia Maroef Sjamsuddin, yang membahas upaya perpanjangan kontrak karya Freeport Indonesia dengan meminta imbalan saham perusahaan yang akan didivestasikan.
“Selama kepemimpinan Moffett, harga saham Freeport mencapai level tertinggi hampir US$60 namun juga mencapai level terendah dibawah US$ 7,” kata Ivan Feinseth, Analis Tigress Financial Partners seperti dikutip dari Reuters, Selasa (29/12).
Selain dipengaruhi oleh fluktuasi harga komoditas, Feinseth mencatat beberapa kebijakan yang dibuat manajemen Freeport saat Moffett memimpin justru merugikan perusahaan.
“Ketika harga saham mendekati US$ 60, keputusan mereka ketika itu justru melakukan diversifikasi bisnis dari sebelumnya pertambangan dan mineral ke bisnis minyak dan gas bumi (migas). Jadi bisa dibilang itu adalah keputusan buruk,” kata Feinseth.
(gen)