Produksi Listrik, Batu Bara, dan Baja China Anjlok di 2015

Gentur Putro Jati | CNN Indonesia
Selasa, 19 Jan 2016 14:17 WIB
Minimnya permintaan dari dalam negeri, membuat hasil produksi ketiga sektor tersebut banyak yang tidak terjual.
Pembangkit listrik tenaga batubara di Shijiazhuang, Provinsi Hebei, China. (REUTERS/Kim Kyeung Hun)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perekonomian China yang hanya tumbuh 6,9 persen sepanjang 2015 menorehkan sejumlah rekor negatif bagi industri ketenagalistrikan, batubara, dan baja negara tersebut. Minimnya permintaan dari dalam negeri, membuat hasil produksi ketiga sektor tersebut tak terjual.

Reuters mencatat hasil produksi listrik dan baja turun untuk pertamakalinya dalam satu dekade pada tahun lalu, sementara produksi batubara mengalami penurunan dua tahun berturut-turut. Kondisi tersebut menggambarkan lambannya ekonomi China sepanjang 2015 lalu.

“Pabrik baja menurunkan angka produksinya, terlihat dari jumlah pemakaian listrik dan batubara yang dikurangi. Sementara industri batubara juga terpukul akibat rendahnya permintaan dari industri ketenagalistrikan dan semen. Kondisi ini akan memburuk untuk lima tahun ke depan,” ujar Analis Industri Baja China Xu Zhongbo, dikutip Reuters, Selasa (19/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Zhongbo mencatat, China memproduksi listrik sebanyak 5.618 triliun kilowatt hours (kWh) sepanjang 2015. Angka tersebut turun 0,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya. China terakhir kali mengalami penurunan permintaan listrik pada 1968 lalu, ketika revolusi kultural terjadi di negara tersebut.

“Pertumbuhan ekonomi China tidak bisa dipisahkan dari tenaga listrik yang dihasilkan pembangkit listrik berbasis batubaranya,” kata Yang Fuqiang, Peneliti Senior Dewan Pertahanan Sumber Daya Alam China.

Banjir Apartemen

Bahkan, Yang memperkirakan penurunan permintaan tenaga listrik di China akan terus melambat sampai 2050. Oleh karenanya, ia meminta pemerintah China untuk tidak meneruskan pembangunan pembangkit listrik berbasis batubara yang baru namun beralih ke pembangkit listrik tenaga panas bumi.

Sementara, produksi baja China tercatat turun 2,3 persen menjadi 803,8 juta ton. Penurunan produksi baja pertama yang dialami China sejak 1981 lalu, akibat rendahnya permintaan. Separuh pabrik baja di China mengalami kerugian di tahun lalu, dan banyak diantaranya merugi karena memproduksi lebih banyak dari penjualan. Setidaknya 400 juta ton baja produksi industri China tak terjual tahun lalu.

“Produksi baja masih akan berkurang tahun ini, terutama untuk baja konstruksi. Terlalu banyak apartemen di China, dan sebagian besar kota di China sudah tidak perlu pembangunan apartemen lagi,” kata Zhongbo. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER