Pemerintah Bantu Kredit dan Hak Paten TV Produksi Karanganyar

Resty Armenia | CNN Indonesia
Senin, 25 Jan 2016 16:52 WIB
Pangsa pasar televisi Maxreen buatan Kusrin adalah masyarakat kelas menengah ke bawah dengan harga jual Rp400 ribu-Rp500 ribu per unit.
Pangsa pasar televisi Maxreen buatan Kusrin adalah masyarakat kelas menengah ke bawah dengan harga jual Rp400 ribu-Rp500 ribu per unit. (Dok. Sekretariat Kabinet/Agus Suparto)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah memastikan akan membantu Muhammad Kusrin, perakit televisi asal Karanganyar, Jawa Tengah untuk mendapatkan hak paten dan bantuan kredit atas produk buatannya.

"Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) akan membantu pengurusan paten televisi-televisi produk Kusrin," kata Saleh di Istana Kepresidenan, Senin (25/1).

Setelah mendampingi Kusrin bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Saleh bercerita, pemerintah mengapresiasi dan kagum pada kreativitas pria berusia 37 tahun itu. Ia menjelaskan, selain soal kualitas produk, Jokowi menilai televisi buatan Kusrin dengan merek Maxreen, Veloz, dan Zener sangat menarik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Produk yang dihasilkan Mas Kusrin telah memiliki Standar Nasional Indonesia (SNI)," ujar Saleh seraya menunjukkan televisi bermerek Maxreen rakitan Kusrin.

Saleh mengaku mendapat mandat dari Jokowi untuk mengurus paten merek televisi rakitan Kusrin dan membantu agar perbankan mau memberikan kemudahan bantuan kredit modal, misalnya melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR).

“Bantuan permodalan itu untuk Kusrin dan juga industri perakitan elektronik serta IKM lainnya. Karena banyak ‘Kusrin-Kusrin’ lainnya, kemarin di Kemenperin disampaikan rekan-rekan seprofesi sesama pengusaha kecil perakitan ada sekitar 25 usaha di Karanganyar,” kata Saleh.

Produk televisi rakitan Kusrin menggunakan bahan dari komputer bekas yang didaur ulang. Produk ini dijual lengkap dengan remote dan garansi. Segmen pasar televisi Maxreen adalah masyarakat kelas menengah ke bawah, sehingga tidak bersentuhan dengan segmen pasar televisi produk pabrikan.

"Pangsa pasarnya menengah ke bawah, karena dijual per unit Rp400 ribu hingga Rp500 ribu. Produksi setiap hari kira-kira hingga 150 unit," ujarnya.

Ekspansi di Jawa

Dalam pertemuan dengan Jokowi, Kusrin mengaku telah meminta kepada Jokowi secara langsung untuk mematenkan merek Maxreen. Dengan demikian, ia bisa mengembangkan usahanya ke depan dengan merakit televisi berlayar light-emitting diode (LED) meski saat ini permintaan masih banyak pada televisi tabung.

"Saya minta kepada Presiden, minta tolong agar merek saya ini dipatenkan. Itu saja," ujarnya.

Kusrin juga mengaku selama ini masih menjual televisinya di Karanganyar. Namun, ke depan ia berencana untuk mengembangkan pasar usahanya dengan membuka cabang di Jawa Timur, Jawa Barat, dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kusrin sebelumnya menjadi buah bibir di media sosial, karena usaha kreatifnya dalam merakit televisi dianggap melanggar Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian serta Perubahan Permendagri tentang Pemberlakuan SNI.

Pada 19 Januari lalu, Menperin telah menyerahkan Sertifikat Produk Penggunaan Tanda – SNI kepada Kusrin untuk produk televisi rakitan jenis tabung atau cathode ray tube (CRT).

Sementara Juru Bicara Presiden Johan Budi Sapto Pribowo bercerita Jokowi ‎‎ingin melihat televisi hasil rakitan Kusrin secara langsung karena cukup terkejut dengan televisi rakitan Kusrin.

"Dari sisi profesional sudah jadi standard untuk bisa dikomersilkan. Kardusnya pun sudah pakai brand," ujar Johan.

Jokowi menurutnya berpandangan bahwa televisi rakitan Kusrin ini bukan sekedar televisi untuk kalangan menengah ke bawah. Alih-alih, televisi dapat mengakses informasi dengan melihat berita dan lain sebagainya.

"Tapi yang penting kan rakyat di bawah ini kan bisa mengakses informasi, bisa melihat berita, melihat informasi. Jadi selain fungsi UKM ada fungsi yang lebih penting lagi," katanya.

Ia melanjutkan, atas usaha kreatif Kusrin, Jokowi secara pribadi memberikan bantuan tambahan modal. "Karena melihat effort Mas Kusrin memproduksi barang daur ulang," ujar Johan. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER